Pengamat Nilai Harus Ada Regulasi Khusus untuk Atur <i>One Way</i> di Jalan Raya
Ilustrasi/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengingatkan harus ada pengaturan dalam penerapan jalur lawan arus (contra flow) atau jalur satu arah (one way) agar tidak menghambat perjalanan bus dari daerah ke arah Jakarta yang akan mengangkut penumpang mudik.

Untuk itu, Djoko dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 7 April, menyarankan perlunya perhatian khusus atau prioritas dari petugas terhadap sejumlah bus, yang sudah tiba di terminal tujuan, untuk kembali mengangkut penumpang akan mudik di Jakarta.

"Harus diberikan perhatian khusus atau prioritas bagi sejumlah bus yang sudah tiba di lokasi tujuan untuk kembali mengangkut penumpang akan mudik. Pengalaman tahun 2019, banyak pengemudi bus yang mengeluh akibat kebijakan penerapan contra flow di Jalan Tol Trans Jawa. Sejumlah armada bus yang akan menjemput pemudik menjadi terhambat perjalanannya," kata Djoko dikutip Antara.

Menurut Djoko, pemudik jalur darat sudah menjalankan tanggung jawabnya saat mudik dengan memilih keberangkatan lewat terminal bus. Sebab keberangkatan dari terminal akan memudahkan pengawasan dan pengaturan oleh petugas.

"Apalagi mudik lebaran tahun ini ada persyaratan sudah vaksin ketiga (booster). Pengawasan akan lebih mudah dilakukan di ruang tertutup seperti terminal ketimbang di ruang terbuka," kata Djoko.

Namun adanya 'contra flow' atau 'one way' yang menghambat perjalanan bus, itu dinilai dapat mengurangi kenyamanan pemudik yang memilih keberangkatan dari terminal.

Dikhawatirkan berikutnya saat arus balik, pemudik memilih keberangkatan dengan angkutan umum lain yang disediakan biro jasa perjalanan wisata.

"Harus dicermati pula, keberadaan angkutan umum pelat hitam dan biro jasa yang sudah menawarkan mudik menggunakan bus pariwisata melalui media sosial. Pemerintah perlu mengantisipasi sejak dini. Kendaraan yang digunakan pasti tidak lolos ramp check, penumpang tidak diperiksa kesehatannya, pengemudi tidak ikut tes kesehatan," kata Djoko.

Untuk itu, ia meminta pemerintah mengantisipasi arus mudik sedini mungkin, termasuk menyediakan mudik gratis untuk pada momentum Idul Fitri tahun ini, guna memudahkan pengawasan dan pengaturan perjalanan orang dalam negeri, terlebih di masa pandemi COVID-19.

Mengingat survei Balitbang Perhubungan menyatakan ada potensi pergerakan pemudik dari Jabodetabek tahun 2022 sebanyak 13 juta orang.