Rumah Lettu Marinir Anumerta M Iqbal Penuh Pelayat, Tangis Warga Pecah Saat Peti Berbalut Merah Putih Dikeluarkan
Keluarga menangis histeris saat jenazah almarhum Lettu Marinir (Anumerta) Muhammad Iqbal tiba di rumah duka (ANTARA)

Bagikan:

KONAWE - Keluarga, kerabat, dan handai tolan menangis histeris saat jenazah almarhum Letnan Satu (Lettu) Marinir (Anumerta) Muhammad Iqbal tiba di rumah duka, Desa Anggotoa, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin, 28 Maret malam.

Jenazah tiba di rumah duka pada pukul 19.00 WITA. Keluarga dan masyarakat berteriak histeris sambil mengawal mobil jenazah hingga berhenti tepat di depan rumah duka.

Tangisan keluarga dan kerabat pecah saat jenazah dalam peti dengan bendera Merah Putih menutupnya dikeluarkan dalam mobil jenazah. Akibat padatnya pelayat membuat aparat kesulitan mengatur di rumah duka.

Masyarakat terlihat menangis histeris dan tak bisa menahan kesedihan ketika putra terbaik di daerah mereka tiba di rumah duka.

Ribuan keluarga dan masyarakat ikut menyambut kedatangan jenazah almarhum Lettu Marinir (Anumerta) Muhammad Iqbal di rumah duka di desa tersebut.

Keluarga dan kerabat berjejer mulai di jalan poros desa tersebut hingga masuk ke lorong rumah duka almarhum sekitar 100 meter, untuk menyambut kedatangan jenazah korban.

"Mohon pengertian keluarga pelayat yang berada di jalan poros menuju lorong rumah duka, mohon sekali pengertiannya supaya berjalan lancar proses penerimaan jenazah," ujar salah satu keluarga menggunakan pengeras suara sebagaimana dikutip dari Antara. 

Sebelumnya, dua prajurit marinir TNI AL diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-33 di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu, 26 Maret. Keduanya dipulangkan ke daerah asalnya untuk dimakamkan.

Almarhum Muhammad Iqbal merupakan salah satu prajurit yang gugur akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya di Papua menggunakan pelontar granat.

Akibat serangan tersebut almarhum Lettu Anumerta Iqbal gugur. Prajurit kebanggaan Sulawesi Tenggara ini lahir di Anggotoa, 26 November 1994. Terakhir almarhum menjabat Danton Ban Kipan A.

Almarhum merupakan anak bungsu dari empat orang bersaudara pasangan ibu Hartini dan Bapak Maris.

Hingga berita ini dinaikkan pukul 19.30 WITA, jenazah almarhum tengah dilakukan prosesi adat penerima jenazah di rumah duka. Usai adat penerimaan jenazah, selanjutnya akan dishalatkan lalu dimakamkan secara militer.