IHSG Semakin Terbenam, Dibuka Melemah 1,20 Persen ke 4.939,61
Gedung Bursa Efek Indonesia. (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Selasa 22 September. IHSG dibuka melemah 1,20 persen atau 59,75 poin ke level 4.939,61.

Membuka perdagangan, 10 saham menguat,, 87 saham melemah, dan 27 saham stagnan. Volume perdagangan tercatat 32,07 juta lembar saham dan ditransaksikan senilai Rp51,40 miliar.

Pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan melanjutkan tren penurunan, setelah kemarin melemah sebesar 1,18 persen ke level 4.999.

Menurut analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, secara teknikal ada potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG, sehingga indeks berpeluang menuju ke level support terdekat.

"Saat ini pergerakan IHSG sedang berupaya untuk mempertahankan level support terdekat di posisi 4.975, sedangkan target resistance yang akan digapai berada di level 5.097," ujar Nafan dalam risetnya.

Dengan demikian, jelas dia, perkiraan terjadinya pelemahan pada laju IHSG hari ini bisa dimanfaatkan pelaku pasar dengan mengakumulasi pembelian saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Jatim Tbk (BJTM), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS).

Sementara itu, menurut analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Lanjar Nafi, pergerakan IHSG yang berara di jalur pelemahan akan berupaya kembali menuju area atas level resistance psikologis 5.000.

"Secara teknikal, IHSG selanjutnya masih akan dibayangi pelemahan, meski ada peluang kembali pada level psikologis 5.000. Rentang pergerakan IHSG akan berada di kisaran 4.920-5.040," paparnya.

Nah, di tengah pola pelemahan IHSG yang sedang mencoba untuk kembali ke atas level 5.000, Lanjar menyodorkan sejumlah saham yang bisa dicermati pelaku pasar, yakni PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).