TANGERANG - Warga Pamulang dan Ciputat, Tangerang Selatan dihebohkan dengan adanya peristiwa hujan es.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan fenomena hujan es terjadi karena pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. Hujan es ini dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus.
"Jadi cuaca ekstrem ini berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir atau angin kencang bahkan menimbulkan fenomena hujan es," kata Miming saat dikonfirmasi, Senin, 14 Maret.
Saat terjadinya cuaca buruk itu, hujan turun dengan ukuran besar yang terbentuk di puncak awan Cumulonimbus kemudian turun ke dasar awan hingga dari awan dan menjadi fenomena.
BACA JUGA:
"Udara turun menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cumulonimbus tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan," katanya.
Oleh sebab itu, BMKG mengimbau untuk lebih waspada pada Maret-April 2022. Lantaran bakal berpotensi cuaca ekstrem berupa puting beliung hingga hujan es disertai kilat atau petir.
"Masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang," tandasnya.