Bagikan:

SULTENG - Pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah mengambil kebijakan meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah karena sejumlah murid sakit.

"Sejumlah murid kami mengalami sakit flu dan batuk, sehingga untuk sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah diliburkan untuk mengantisipasi penularan COVID-19," kata Kepala SMP Negeri 1 Parigi Ikbal Abdul Aziz M yang dihubungi di Parigi, Antara, Jumat, 25 Februari.

Dia menjelaskan tim satuan tugas (satgas) COVID-19 sekolah sedang melakukan penelusuran terkait dengan kasus itu. Hingga saat ini, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan apakah murid terpapar COVID-19 atau tidak.

Kebijakan penundaan kegiatan belajar mengajar oleh pihak sekolah, mulai diberlakukan Jumat ini hingga Senin, 27 Februari.  Oleh karena itu, selama empat hari libur, siswa diimbau tidak beraktivitas di luar rumah.

"Selama masa libur, kami terus melakukan pemantauan terhadap siswa/siswi bersama tim satgas COVID-19 sekolah," ujar Ikbal.

Beberapa bulan terakhir, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dilaksanakan 50 persen. Seiring dengan vaksinasi terhadap siswa dan siswi di sekolah tersebut mencapai 90 persen lebih dari total 508 murid, maka pihak sekolah memberlakukan PTM penuh dengan masa uji coba sepekan. Meski begitu, dalam pelaksanaan PTM tidak serentak semua siswa masuk kelas. Pihak sekolah mengatur jadwal PTM siswa dan siswa agar tidak terjadi kerumunan.

"Dalam proses belajar mengajar di sekolah, kami menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat," kata dia.

Meski dilakukan penundaan sementara PTM, pihak sekolah tetap menerapkan kegiatan belajar menggunakan metode daring, agar siswa dan siswi tidak ketinggalan pelajaran.

"Pelaksanaan pembelajaran kami pantau dari sekolah, dan kami memiliki 18 kelas belajar. Guru dan staf tetap melaksanakan kegiatan sesuai tugas masing-masing," katanya.

Secara keseluruhan, vaksinasi anak di kabupaten itu masih berdasarkan data sementara Dinas Kesehatan Parigi Moutong mencapai angka 32,23 persen atau 14.730 jiwa dari total sasaran anak/remaja 45.704 jiwa.