JAKARTA - Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengungkapkan prediksi mengenai kondisi COVID-19 dilihat dari penyebaran varian Omicron saat ini.
Melihat perubahan karakterisitik awal virus corona hingga Omicron, Amin memprediksi berbagai mutasi COVID-19 di masa mendatang tak lagi menjadi virus manusia. Dalam artian, COVID-19 tak lagi mewabah.
"Kita berharap, mutasi yang begitu banyaknya sudah terjadi pada Omicron ini, itu justru akan menyebabkan nanti virus itu menjadi tidak lagi untuk reseptor pada manusia. Kita berharap nanti evolusi berikutnya si virus itu bukan lagi virus manusia, tapi menjadi virus hewan misalnya," kata Amin dalam diskusi virtual, Kamis, 24 Februari.
Namun, manusia masih berpotensi terpapar COVID-19. Hanya saja, mereka yang tertular hanya jika tingkat imunitasnya lemah atau komorbid.
"Manusia hanya bisa tertular kalau kondisinya lemah atau komorbid. jadi mirip seperti influenza, kan hanya menyerang orang-orang tua atau bayi misalnya. Selama daya tahan tubuhnya bagus, diharapkan tidak terinfeksi," ujar Amin.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan itu, Amin menjelaskan bahwa tujuan virus bermutasi cukup sederhana, yakni bertahan hidup. Virus bertahan hidup dengan menyesuaikan dengan lingkungan.
Meski demikian, pakar mikrobiologi dari Universitas Indonesia tersebut mengungkapkan bahwa tidak semua mutasi menguntungkan virus.
"Sebanyak 45 persen dari mutasi itu menyebabkan justru virusnya mati. Sekitar 30 persen menyebabkan virus yang tambah lemah. 20 persenan mutasi itu tidak menyebabkan perubahan apa-apa. hanya 4 sampai 5 persen dari mutasi itu yang kemudian menyebabkan virusnya tambah fit, bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan," imbuhnya.