Petani Sawit di Aceh Selatan Terluka Dicakar Harimau, BKSDA Siapkan Operasi Penangkapan dengan Senjata Bius
Ilustrasi-Petugas BKSDA Aceh, Forum Konservasi Leuser (FKL) dan WCS memantau perangkap harimau (DOK ANTARA)

Bagikan:

ACEH - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyiapkan senjata bius untuk menangkap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyerang warga di Kabupaten Aceh Selatan.

Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto mengtakan, tim medis BKSDA dan Forum Konservasi Leuser (FKL) pada Jumat lalu sudah menuju ke tempat harimau sumatera menyerang warga di wilayah Kecamatan Bakongan Timur, Aceh Selatan.

"Sudah turun ke lapangan untuk melakukan penyelamatan satwa dengan cara tembak bius," kata Agus di Banda Aceh, Antara, Selasa, 22 Februari.

Agus mengatakan bahwa BKSDA Aceh juga telah memasang tiga kotak perangkap untuk menangkap harimau yang menyerang warga. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, petugas memutuskan untuk menangkap harimau sumatera itu dengan menembakkan obat bius. Agus mengatakan bahwa harimau tersebut terus berpindah-pindah dan terakhir terpantau berada di Pulau Raya, Bakongan Timur.

"Sampai hari ini tim masih di lapangan untuk mencoba melakukan penyelamatan dengan cara tembak bius," kata Agus.

Seorang petani berusia 67 tahun di Desa Seulekat, Bakongan Timur, Aceh Selatan, diserang harimau pada Senin siang lalu saat memanen kelapa sawit di kebun.

Lengan kanan petani bernama Amrimus itu terluka karena dicakar harimau sehingga dia harus menjalani perawatan di fasilitas kesehatan. BKSDA sudah memasang perangkap dan menurunkan pawang untuk menangkap harimau itu.

"Kita masih melakukan pengejaran, penjagaan apabila (harimau) masih di wilayah APL (area penggunaan lain), kecuali satwa ini sudah memasuki kawasan hutan," kata Agus.