Pemkot Yogyakarta Pastikan Warga Tidak Kesulitan Akses Selter Isolasi Terpadu
FOTO ARSIP - Selter untuk pasien COVID-19 di Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Eka AR)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya memastikan agar warga kota tersebut yang dinyatakan positif COVID-19 dan membutuhkan layanan isolasi tidak akan mengalami kesulitan untuk mengakses selter isolasi terpadu yang saat ini dioperasionalkan yaitu Selter Bener.

“Tidak ada warga Kota Yogyakarta yang harus mengantre masuk ke selter. Kalaupun ada antrean, maka itu adalah warga dari luar kota,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dikutip Antara, Senin, 21 Februari.

Karenanya, dia meminta warga Kota Yogyakarta tidak perlu khawatir tidak bisa mengakses selter isolasi terpadu apabila dinyatakan positif COVID-19 dan tidak bisa menjalani isolasi mandiri di rumah karena berbagai sebab.

“Pemerintah berupaya untuk memberikan pelayanan dan pelindungan maksimal kepada warga. Apalagi kami pun siap membuka selter lain untuk memenuhi kebutuhan isolasi terpadu,” katanya.

Dalam waktu dekat, lanjut dia, akan dibuka Selter Bener Dua yang berada di kompleks yang sama dengan Selter Bener Satu serta masih ada satu selter yang juga akan dioperasionalkan jika dibutuhkan yaitu Selter Gemawang.

“Sekarang sedang disiapkan tenaga kesehatan dan persiapan lain yang dibutuhkan untuk Selter Bener Dua. Kalau bangunan sudah siap digunakan,” katanya.

Selain itu, Haryadi juga meminta agar selter isolasi terpadu juga harus berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan.

“Jika ada pasien yang kondisinya memburuk di selter maka bisa langsung mengakses rumah sakit. Ini yang harus dipastikan juga,” kata Haryadi.

Sementara itu, Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut, kasus aktif diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir Februari atau awal Maret.

“Untuk bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit mengalami kenaikan menjadi sekitar 50 persen. Sedangkan untuk di selter sekitar 65 persen,” katanya.

Namun demikian, dia menyebut pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan di Kota Yogyakarta sebagian besar adalah warga dari luar kota, 60 persen. Begitu pula dengan pasien yang berada di selter sekitar 30 persen dari luar daerah.

“Secara kebijakan, kami akan tetap memprioritaskan warga Kota Yogyakarta untuk bisa mengakses selter isolasi terpadu,” katanya.

Bagi warga luar kota atau pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif COVID-19 disarankan untuk mengakses layanan isolasi di hotel atau layanan isolasi lainnya. “Tetapi, kami juga akan tetap melihat kasus per kasus karena dimungkinkan berbeda-beda kebutuhannya,” katanya.

Pada Senin, 21 Februari, di Kota Yogyakarta terdapat tambahan 249 kasus baru COVID-19, 122 pasien dinyatakan sembuh atau selesai isolasi, dan dua pasien meninggal dunia. Dengan demikian, hingga saat ini terdapat 3.890 kasus aktif di kota tersebut.