LUMAJANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengimbau masyarakat agar tidak percaya berita-berita yang tidak benar atau hoaks terkait erupsi Gunung Semeru.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing oleh berita-berita tidak benar mengenai erupsi Gunung Semeru," kata Kepala PVMBG Andiani dikutip Antara, Kamis, 9 Desember.
Andiani menyampaikan informasi terkait aktivitas Gunung Semeru dapat dilihat melalui situs resmi atau aplikasi Magma Indonesia dan melalui media sosial PVMBG.
Dia mengatakan telah memperoleh beberapa video hoaks yang beredar melalui Facebook dan beberapa media sosial lainnya, sehingga masyarakat diminta untuk mengklarifikasi kebenaran video-video itu ke PVMBG.
Andiani meminta masyarakat agar tidak serampangan menyebarluaskan informasi apabila belum ada keterangan resmi dari PVMBG bahwa video itu memang dari Gunung Semeru.
Berdasarkan hasil penelusuran Antara, terdapat video maupun foto yang telah beredar luas di media sosial yang diklaim memperlihatkan aliran lahar panas Gunung Semeru, Jawa Timur.
Pertama, konten digital yang juga tersebar melalui WhatsApp menampilkan semburan cairan merah yang mengalir dari bebatuan gunung, serta mengeluarkan asap dengan narasi 'Pantauan udara 5 Desember 2021 lahar Gunung Semeru'.
Kedua, tangkapan layar foto yang diunggah ke Facebook dan dinarasikan sebagai peristiwa erupsi Gunung Semeru dengan keterangan 'Semeru Berseru'.
BACA JUGA:
Informasi yang diunggah di media sosial itu tidak terkait dengan letusan Gunung Semeru.
Video sepanjang 19 detik dengan klaim lahar Gunung Semeru merupakan cuplikan gambar dari konten di YouTube berjudul "MOTHER NATURE'S FIERY TOUCH: USGS video of the current lava flow from Hawaii's Kilauea Volcano".
Video yang dimuat sejak 2 Februari 2017 itu menunjukkan aliran lava dari Gunung Kilauea di Hawai yang telah sampai ke Samudera Pasifik.
Sementara foto yang diklaim sebagai erupsi Gunung Semeru, aslinya menampilkan letusan gunung berapi Sakurajima Stratovolcano di Jepang, sebagaimana dimuat situs unofficialnetworks.com.
"Mohon hal yang terkait berita-berita hoaks agar masyarakat klarifikasi kembali kepada kami, karena kami sangat terbuka dengan informasi atau pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat. Kami tidak ingin suasana menjadi lebih kacau," pesan Andiani.