أنشرها:

JAKARTA - PSIM Yogyakarta kehilangan poin di kandang sendiri setelah dikalahkan Bhayangkara Presisi FC 2-1 dalam laga Grup 2 Liga 2 di Stadion Mandala Krida, Kamis, 19 Desember 2024. Meski kalah, peluang PSIM lolos ke delapan besar tetap terbuka.

Target tiga poin PSIM meleset. Bahkan PSIM harus mengakui keunggulan Bhayangkara Presisi dalam duel di hadapan pendukung sendiri.

Kekalahan di laga home jelas menjadi kerugian bagi PSIM. Apalagi ini merupakan kekalahan pertama di pertandingan kandang musim ini. Sementara mereka berharap bisa mendulang poin penuh karena laga besar ini memang cukup menentukan kedua tim.

Ya, PSIM dan Bhayangkara Presisi bertarung memperebutkan puncak klasemen yang sebelumnya dikuasai Persijap Jepara. Tak hanya membidik takhta klasemen, tim asuhan Seto Nurdiyantoro juga berharap bisa tetap di tiga besar demi lolos ke babak 8 besar Liga 2.

PSIM memiliki modal bagus setelah menaklukkan Persipa Pati 1-0. Apalagi pada pertemuan pertama d kandang Bhayangkara Presisi, mereka sukses menang dengan skor satu gol pula. Sebaliknya, Bhayangkara Presisi ditahan Persekat 0-0. Hasil itu merupakan untuk kali ketiga secara berturut-turut Muhamad Hargianto dkk hanya mampu meraih satu poin.

Namun PSIM gagal memenuhi target dan harus mengakui keunggulan Bhayangkara Presisi. Kekalahan itu menjadikan PSIM gagal merebut posisi puncak karena hanya memiliki poin 25. Mereka pun terpaksa turun ke peringkat tiga.

Sementara, Bhayangkara Presisi langsung merebut puncak klasemen setelah membalas kekalahan di pertemuan pertama dan mengantungi poin 27. Sama dengan Persijap yang terpaksa turun ke peringkat dua karena kalah selisih gol dengan Bhayangkara Presisi.

Di pertandingan itu, PSIM yang tampil dengan kondisi pemain yang kurang bugar itu memang kalah set dibandingkan tim tamu. Bahkan The Guardian unggul dalam penguasaan bola yang membuat pemain PSIM mengalami tekanan. Alhasil Bhayangkara Presisi mampu membobol gawang tuan rumah pada menit 18. Gol Bhayangkara Presisi dicetak Frengky Missa.

Tertinggal 1-0, PSIM mencoba bangkit dan berbalik melakukan tekanan. Mereka mulai menciptakan peluang meski belum ada yang bisa dikonversi menjadi gol.

Kesabaran pemain PSIM akhirnya membuahkan hasil setelah mendapat hadiah penalti menyusul pelanggaran pemain Bhayangkara Presisi di kotak terlarang. Eksekusi penalti dituntaskan oleh Rafael 'Rafinha' de sa Rodrigues. Skor 1-1 bertahan hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, PSIM bermain agresif menekan pertahanan lawan. Namun upaya mereka tak membuahkan hasil. Sebaliknya, gawang Harlan Suardi kembali kebobolan di menit 50. Frengky Missa mencetak gol keduanya di laga tersebut.

Keberhasilan dia membuat brace membawa Bhayangkara Presisi unggul 2-1. Skor itu bertahan hingga laga usai.

Menurut Seto kegagalan tim meraih kemenangan di kandang sendiri tidak terlepas dari proble kebugaran pemain. Mereka melakoni laga dengan jadwal cukup padat.

"Kebugaran pemain terasa sejak laga sebelumnya. Kami sudah melakukan perbaikan, tetapi pemain tak maksimal," kata Seto.

"Selain itu, pemain terprovokasi dan terpancing emosi yang menjadikan rancangan permainan langsung buyar. Mereka juga tergesa-gesa ingin mencetak gol setelah kemasukan," ujarnya.

Kekalahan ini, menurut Seto, menjadi pembelajaran agar pemain tak melakukan kesalahan dan lebih matang menyikapi pertandingan. Pasalnya PSIM melakon dua laga terakhir yang menentukan langkah mereka ke delapan besar.

"Peluang ke delapan besar tetap terbuka. Hanya kami harus memenangkan dua pertandingan itu untuk mengamankan posisi di tiga besar," ucap Seto.

Sementara pelatih Bhayangkara Presisi Hanim Sugiarto menuturkan kemenangan ini menjadi modal penting tim menyelesaikan dua laga terakhir.

"Kami senang karena pertandingan berjalan menarik dan kedua tim sama-sama menyerang. Namun kami yang memiliki beberapa peluang bisa dimaksimalkan menjadi gol," kata Hanim.

Pada dua laga terakhir, Bhayangkara Presisi menghadapi dua lawan yang tidak mudah, Nusantara United dan Pesijap. Laga melawan Persijap di penyisihan grup bakal menentukan langkah kedua tim.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)