BOGOR - Stigma jadul (jaman dulu) yang menyebut 'anak anak jangan banyak makan telur takut bisul' dipatahkan Dokter Raendi Rayendra dalam seminar dengan tema Cukup dua telur Semesta Mencegah Stunting.
Menurutnya, dokter Founder Gerakan Bogor Sehat itu, justru telur secara klinis terbukti memiliki protein yang baik untuk tumbuh kembang anak.
“Itu doktrin jaman penjajahan kolonial yang dipopulerkan agar masyarakat kita bodoh, agar anak anak kekurangan protein," papar Dokter Rayendra dihadapan masyarakat Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor, Selasa 11 Juli.
Dalam pemaparannya Dokter Raendi Rayendra mengajak semua orang tua khususnya ibu ibu untuk concern dalam memberikan gizi yang cukup bagi buah hatinya.
Bahkan ia menyarankan konsumsi protein cukup, terlebih bagi anak di bawah umur dua tahun, dimana masa masa itu merupakan masa emas bagi tumbuh kembang.
“Cukup dua telur, ayo cukupi gizi anak dan perangi Stunting bersama,” tegas Dokter Rayendra.
Menurutnya, masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi memang masih menjadi penyebab utama dalam tersendatnya pertumbuhan anak.
Sayangnya, angka stunting di Kota Bogor dua tahun terakhir mengalami kenaikan. Dilansir dari web resmi Kota Bogor, angka stunting di Kota Bogor tercatat 16 persen di tahun 2022 menjadi 18,7 persen di tahun 2023. Bogor sendiri menargetkan angka stunting turun 14 persen di tahun 2024.
“Edukasi langsung kepada para orang tua penting dilakukan karena mereka adalah ujung tombak pemberian gizi terhadap anak bangsa,” jelas Dokter Rayendra.
Lebih lanjut Dokter Rayendra yang tengah aktif kunjungan ke tiap-tiap kelurahan Kota Bogor dalam program Ngariung Sehatnya berjanji akan membawa program memerangi stunting di setiap kegiatannya.
اقرأ أيضا:
“Cukupkan konsumsi protein di anak bawah 2 tahun, kampanyekan semangat tersebut, niscaya angka stunting Kota Bogor akan menurun di tahun 2024,” pungkasnya.
Lurah Sukaresmi, Susanto mengapresiasi kegiatan yang melibatkan ratusan warga tersebut. Pengetahuan warga bertambah dan sangat berguna . “Selamatkan anak bangsa dari stunting dengan konsumsi gizi yang cukup,” jelasnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)