Hingga Akhir 2023, BNI Catat Kredit Capai Rp695 Triliun
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) ungkap kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp695 triliun.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menyampaikan perolehan tersebut didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan Perusahaan Anak.
"Korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3 persen (yoy), blue chip BUMN tumbuh 11,8 persen (yoy), kredit konsumer tumbuh 13,6 persen (yoy), serta Perusahaan Anak yang tumbuh 134 persen (yoy)," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat 26 Januari 2024.
Adapun, kontribusi perusahaan anak ini ditopang oleh penguatan kinerja yang sustain seiring dengan transformasi Perusahaan Anak yang sedang berjalan seperti di BNI Finance dan hibank.
Novita menyampaikan BNI Finance melakukan refocusing bisnis ke pembiayaan segmen konsumer, sehingga dapat melengkapi pilihan produk BNI Group melalui pemberian kredit kendaraan bermotor (KKB).
BNI Finance telah berhasil membukukan kredit konsumer sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 1.211 persen (yoy) dengan new booking selama tahun 2023 mencapai Rp2,7 triliun.
Bank digital hibank sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital khususnya pada segmen UMKM, berhasil membukukan pertumbuhan kredit segmen UMKM mencapai 94 persen (yoy).
Perusahaan anak lainnya seperti BNI Sekuritas Group, BNI Life dan BNI Ventures juga turut memberikan kontribusi kepada BNI secara konsolidasi sehingga ke depannya akan menjadi new dan future growth engine bagi BNI Group.
Seiring dengan akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR).
اقرأ أيضا:
Rasio NPL pada akhir 2023 telah berada di level 2,14 persen, membaik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 2,81 persen, dan LaR pada 2023 berada di level 12,9 persen, juga mengalami perbaikan dari posisi tahun 2022 pada level 16 persen.
"Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha," kata Novita.
Novita juga menyampaikan, di tengah berbagai tantangan eksternal di tahun 2023, terutama terkait dengan peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global khususnya di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok, BNI mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap solid dan memberikan return yang optimal bagi para shareholders.