Bandung di Bawah Ridwan Kamil Juaranya Masterplan Pembangunan, Realisasinya? Belum Tentu
JAKARTA - Belum lama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengkritik pengguna motor yang ugal-ugalan melintasi trotoar. Tapi netizen balik mengkritik mantan Wali Kota Bandung itu terkait pembangunan sarana transportasi publik di Ibu Kota Jawa Barat. Mereka mempertanyakan janji-janji sang Gubernur yang belum terealisasi.
Seperti kita tahu, Ridwan Kamil yang kerap disapa Kang Emil memang seorang arsitek yang punya karya mentereng. Kepiawaiannya di dunia rancang bangun sudah tak diragukan lagi bahkan di tingkat internasional.
Sejak menjadi Wali Kota Bandung, Kang Emil rajin mengunggah masterplan pembangunan gedung, taman, sampai sarana transportasi publik di akun media sosialnya. Memberikan gambaran dan asa bagaimana masa depan Bandung dengan kendaraan publik yang nyaman dan modern. Namun apakah semua rencana pembangunan khususnya sarana transportasi massal sudah terealisasikan?
Sedikit nostalgia empat tahun silam. Pada 22 Maret 2017, Kang Emil dengan bangga memperlihatkan masterplan LRT Metro Kapsul. Rencana pembangunan LRT ini digadang-gadang sebagai solusi mengurai macetnya Kota Kembang. Ia juga menyebutkan 90 persen konten lokal dan 50 persen akan dilakukan oleh anak bangsa, yang mana lebih hemat anggaran.
Saat itu, groundbreaking rencananya akan dilakukan pada Mei 2017 dan ditargetkan selesai pada 2018. LRT Metro Kapsul direncanakan memiliki panjang 6 km yang dibangun secara dua tahap. Meski demikian, menurut Kang Emil pembangunan memiliki hambatan sehingga harus menghadap langsung Presiden Joko Widodo.
Diundur
Pembangunan lalu diundur dan dijanjikan akan dimulai pada Agustus 2017. Namun, pembangunan proyek tersebut masih saja belum belum terwujud dengan alasan terkendala masalah administrasi.
Seiring berjalannya waktu, ground breaking tidak juga terjadi. Pada Agustus 2018, akhirnya Ridwan Kamil mengatakan bahwa Pemerintah Kota Bandung menargetkan groundbreaking LRT Metro Kapsul pada September 2018. Hal tersebut disampaikan oleh Ridwan Kamil usai menggelar pertemuan dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta.
"Mereka mengupayakan di akhir September groundbreaking untuk tahap I. Yang kemarin saya soft launching itu (koridor 3). Jadi konstruksi sudah bisa dimulai," kata Ridwan Kamil, mengutip Merdeka.
Menurutnya, dalam rapat tersebut turut hadir pula Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan. Melalui rapat tersebut kata Emil, ada percepatan untuk pembangunan Metro Kapsul di Kota Bandung setelah dicanangkan pada Februari 2018.
Kang Emil mengakui persoalan dana menjadi salah satu kendala yang membuat realisasi pembangunan Metro Kapsul berjalan begitu lambat. "(Kendala pembangunan LRT) itu duit. Isunya selalu biaya. Makanya Palembang jalan karena dikasih APBN 100 persen, kan. Jadi kendalanya bukan di ilmu, tetapi uang," tambahnya.
Meski demikian, Ridwan Kamil saat itu mengungkapkan bahwa sembari menunggu dimulainya pembangunan, pihaknya sudah melengkapi seluruh persyaratan. Termasuk Detail Engineering Design (DED).
"(Persyaratan) sudah, sudah ada. Kemungkinan metro kapsul, karena lebih murah 50 persen. Kalau yang Palembang itu Rp 400 miliar per km, kalau yang metro kapsul hanya Rp 200 miliar per km," ujarnya.
Pada Maret 2019, Pemerintah Kota Bandung mengatakan bahwa akan mengkaji proyek LRT Metro Kapsul. Kajian tersebut untuk menentukan proyek memungkinkan untuk dilanjutkan atau tidak. Dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang disoroti untuk ditindaklanjuti lewat kajian mendalam.
"Sekarang ini kita ingin melihat progressnya seperti apa. Ternyata ini kan saya lihat perjalanan masih panjang karena dari proposal yang diajukan itu kan meminta kerja sama dengan PD Pasar karena berdasarkan trase atau rute yang akan dilalui melibatkan beberapa aset pemerintah kota yang sudah jadi penyertaan modal dan menjadi aset PD Pasar," kata Plt Sekda Kota Bandung saat itu Ema Sumarna, mengutip Republika.
Dalam kesempatan tersebut, Ema juga mengaku bahwa proyek LRT Metro Kapsul belum bisa dipastikan waktu dimulainya pembangunan. Ternyata, hingga saat ini pun belum ada penentuannya.
Berujung wacana
Pembangunan LRT Metro Kabel bersamaan dengan rencana pembangunan Cable Car. Proyek yang digadang-gadangkan sejak 2015 itu rencananya akan groundbreaking pada Agustus 2017.
Rute pertama yang akan dikerjakan oleh tim konstruksi adalah jalur Gelap Nyawang menuju Cihampelas. Sebagian konstruksi akan berintegrasi dengan Teras Cihampelas. Ridwan Kamil menjelaskan proyek ini diperkirakan menelan dana sebesar Rp200 miliar dan akan didanai PT Aditya Dharmaputra Persada.
Sama seperti LRT Metro Kapsul, ground breaking Cable Car Bandung terus ditunda. Pembangunan cable car tertunda akibat persoalan administrasi yang terus tertahan di tingkat pemerintah pusat. Sebelum Pilkada Jabar, Ridwan Kamil berjanji untuk segera memulai pembangunan. Namun hingga ia terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat, proyek Cable Car Bandung masih mangkrak.
Rencana pembangunan lainnya yang berakhir dengan wacana adalah pembangunan underpass Cibiru. Pembangunan underpass diharapkan untuk mengurai macet yang kerap terjadi di Bandung Timur.
Saat itu Ridwan Kamil menyampaikan rencana itu sembari mengunggah foto rancangan atau grand design terowongan underpass Cibiru. Saat itu Ridwan Kamil berharap bahwa proyek pembangunan underpass pengerjaannya akan dimulai pada 2016. Namun lagi-lagi, rencana tersebut hanya menguap begitu saja. Tidak ada kabarnya hingga saat ini.
Beberapa berhasil
Namun tidak semua pembangunan Ridwan Kamil untuk transportasi di Bandung atau Jawa Barat. Saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil berhasil menyelesaikan pembangunan Jalan Layang Antapani. Jalan Layang tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden RI saat itu, Jusuf Kalla, pada 24 Januari 2017.
Mengutip Bisnis, pembangunan Jalan Layang Antapani menelan angka Rp23,5 miliar. Jembatan layang ini juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di persimpangan tersebut.
Proses pembangunan Jalan Layang Antapani hanya memakan waktu 6 bulan. Cepatnya proses pengerjaan karena penggunaan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) yang dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan Balitbang Kementerian PUPR.
Selain itu, sosok Ridwan Kamil dinilai sebagai pelopor pemimpin daerah yang mampu menggunakan media sosial untuk memaparkan rencana atau menerima kritik warga. Bahkan sekaligus mengontrol kinerja aparatnya. Tidak heran, pada masanya Ridwan Kamil dikenal sebagai wali kota "kekinian".
*Baca Informasi lain soal TRANSPORTASI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.
BERNAS Lainnya
Baca juga: