Ikan yang Mati Massal di Waduk Jangari Cianjur Capai 200 Ton
CIANJUR - Ikan di keramba jaring apung yang dalam beberapa hari terakhir mati secara massal di Waduk Jangari, Kecamatan Mande, beratnya mencapai sekitar 200 ton.
Kepala UPTD Jangari Dinas Perikanan Peternakan dan Kelautan Kabupaten Cianjur Budi Prayatna mengatakan kematian massal ikan dalam beberapa hari terakhir di Waduk Jangari dipicu tingginya curah hujan di bagian hulu. Kondisi ini menyebabkan air sungai yang kotor mengalir ke Waduk Jangari dan Waduk Cirata.
"Kawasan waduk Jangari dan Cirata mendapat kiriman air kotor dari hulu sungai, sehingga menyebabkan ikan di dalam jaring terapung kekurangan air bersih, akibatnya ikan mati mendadak dalam jumlah besar," katanya dikutip Antara, Kamis, 21 Oktober.
Budi menyarankan pembudi daya ikan mengurangi jumlah bibit ikan yang dipelihara pada musim tanam kedua, menjelang musim penghujan, guna menekan kerugian.
"Kami mengimbau petani lebih cepat memanen ikan saat perubahan musim terjadi agar tidak merugi," sambungnya.
Baca juga:
- Syarat Naik Pesawat Harus PCR Tak Lagi Antigen, Alasannya Kata Satgas Karena Kapasitas Diperbolehkan 100 Persen
- ICW: Pemberantasan Korupsi Hanya Sebatas Lip Service dan Tulisan di Atas Kertas
- Akhirnya, Rachel Vennya Penuhi Panggilan Polda Metro, Kompak Berkemeja Putih dengan Kekasih
- Heather Mack WN AS Pembunuh Sadis Ibu Kandung saat Berlibur di Bali Bebas dari Lapas Kerobokan Akhir Bulan Ini
Kematian massal ikan di Waduk Jangari menimbulkan kerugian besar bagi pembudi daya ikan.
"Kalau dihitung lebih dari seratus jaring terapung yang mengalami ikan mati akibat upwelling. Hitungannya, satu jaring apung dapat menghasilkan puluhan ton ikan yang biasa dijual ke berbagai daerah, terutama Jabodetabek. Kalau ditotal kerugian petani mencapai miliaran rupiah dan ini terjadi hampir setiap tahun," kata Jimi, pemilik jaring apung di Blok Cinenang, Kecamatan Mande.
"Kami juga bingung bagaimana cara mengantisipasinya, karena air sungai yang kotor masuk ke waduk," katanya.