Summarecon Bogor, Pilihan Hunian Modern Tropis untuk Milenial yang Dinamis

JAKARTA - Bogor menjadi wilayah favorit masyarakat untuk mencari properti dalam setahun ke belakang. Hal tersebut dikemukakan CEO Lamudi.co.id yang mencatat, Bogor menjadi wilayah yang menempati peringkat pertama sebagai lokasi paling sering dikunjungi oleh 'pemburu' properti.

CEO Lamudi.co.id Mart Polman mengatakan, bahwa Bogor menempati posisi pertama dalam 10 besar area yang paling diburu oleh pencari properti. Harga properti yang relatif terjangkau dan jarak dari Ibu Kota menjadi daya tarik utama bagi masyarakat untuk memiliki properti di wilayah itu.

"Harga rerata rumah menentukan pencarian lokasi properti. Banyaknya akses dari dan menuju pusat kota Jakarta membuat para pekerja tidak segan-segan berkediaman di Bogor meski harus beraktivitas di Jakarta. Bogor sangat cocok untuk masyarakat yang hidupnya dinamis," katanya dalam sebuah webinar, Minggu 12 September silam.

Dia menilai, progres pembangunan yang konstan dan kemudahan akses, menjadikan hunian di Bogor diburu oleh masyarakat yang mencari rumah peristirahatan akhir pekan atau hunian untuk investasi.

"Bogor juga menarik para pengembang. Terbukti dengan menjamurnya proyek perumahan yang menawarkan beragam kelebihan seiring dengan meningkatnya permintaan hunian di kota hujan itu," ungkap Mart.

Sebuah analisa menyebutkan, pembelian hunian rumah atau tempat tinggal akan banyak didominasi oleh kalangan milenial pada tahun ini. Hal ini didorong kebutuhan mereka untuk segera memiliki rumah.

Kelompok milenial ini terbagi menjadi dua yaitu young millennials atau milenial muda dengan usia sekitar 25 tahun dan old millennials atau milenial dewasa yang berumur sekitar 40 tahun. Untuk pembelian rumah atau hunian yang dilakukan kalangan milenial muda umumnya merupakan pembelian rumah pertama.

Nah, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menjawab kebutuhan rumah dari para milenial dengan menghadirkan kota mandiri Summarecon Bogor. Membidik potensi pasar keluarga muda yang mapan, Summarecon Bogor dilengkapi fasilitas yang ada untuk memenuhi beragam aktivitas penghuninya.

Aktivitas bersepeda di kawasan Summarecon Bogor. (Foto: Instagram @summarecon.bogor)

Beragam kelebihan dihadirkan pengembang properti milik konglomerat Soetjipto Nagaria ini di Summarecon Bogor. Dari sisi teknologi, mereka menghadirkan koneksi internet berkecepatan tinggi, sehingga penghuni yang bekerja nantinya tidak hanya dapat dilakukan di rumah, tapi juga di taman, clubhouse dengan konsep co-working space dan fasilitas lainnya.

Alhasil, lingkungan rumah tidak lagi sekedar tempat singgah untuk beristirahat dalam beberapa jam, tapi berubah fungsi menjadi 24 hours home. Summarecon Bogor memiliki konsep yang berbeda, yaitu kota mandiri yang baru untuk first home family.

Di Summarecon Bogor, terdapat pemandangan yang indah, udara yang sehat dan segar, dan juga akses yang baik. Pengembangan Summarecon Bogor dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini yaitu hidup di lingkungan yang sehat dalam harmoni keseimbangan alam.

Bagaimana tidak, dengan ketinggian 300-500 meter di atas permukaan laut, ditambah dengan saleable yang hanya 38 persen (pada umumnya saleable di dataran rendah sekitar 60 persen), memungkinkan penghuni di Summarecon Bogor dapat menikmati manfaat lingkungan dan udara yang sehat juga iklim yang sejuk.

Memiliki luas 500 hektar, Summarecon Bogor sangat ideal untuk dikembangkan sebagai kota mandiri. Hadir di lokasi yang sangat strategis, bersisian dengan Kota Bogor, dan dapat dijangkau melalui akses langsung pintu tol Bogor Selatan yang terhubung dengan Tol Jagorawi, serta dapat pula diakses dari kota Bogor menjadi nilai tambah proyek tersebut.

Direktur Summarecon, Sharif Benjamin menambahkan, Summarecon Bogor merupakan pengembangan berskala kota yang di dalamnya akan saling terintegrasi antara hunian, dengan fasilitas kota lainnya seperti tempat usaha, komersial, pendidikan, kesehatan, dan hiburan yang memungkinkan penghuni dapat melakukan beragam aktivitas.

Sharif menjelaskan saat grand launching pada akhir Oktober nanti, Summarecon Bogor langsung memasarkan tiga cluster sekalian yaitu Cluster Mahogany Residence, Cluster Mahogany Island dan The Agathis Golf Residence.

The Pinewood Residence di kawasan Summarecon Bogor. (Foto: Instagram @summarecon.bogor)

The Mahogany Residence ditawarkan mulai dari harga Rp1,3 miliar, The Mahogany Island mulai Rp1,4 miliar, dan The Agathis Golf Residence yang berbatasan langsung dengan lapangan golf mulai dari Rp2,9 miliar.

Seluruh cluster hunian akan dilengkapi dengan beragam fasilitas seperti club house, kolam renang, tempat bermain anak dan lainnya. Memperhatikan tren work from home, maka tidak hanya hunian tapi juga fasilitas lainnya di Summarecon Bogor diciptakan untuk memenuhi beragam aktivitas untuk penghuninya.

"Dengan adopsi teknologi seperti koneksi internet berkecepatan tinggi, bekerja nantinya tidak hanya dapat dilakukan di rumah, tapi juga di taman, clubhouse dengan konsep co-working space dan fasilitas lainnya," ungkapnya.

Sharif menuturkan, sejak proyek diluncurkan, antusias konsumen terhadap produk di Summarecon Bogor cukup tinggi. Dari sekitar 600 unit yang disediakan, 60 unit prioritas telah terjual. Sisanya, disebutkan bahwa sudah banyak yang mendaftar untuk membeli melalui sistem lelang.

Summarecon, meski masih dalam situasi pandemi, mampu bangkit dengan mencatatkan kenaikan kinerja di enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan dan laba Summarecon meningkat signifikan di semester I 2021.

Summarecon mampu membukukan pendapatan senilai Rp2,45 triliun atau naik 12,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp2,18 triliun. Dengan beban pokok penjualan dan beban langsung yang relatif stabil pada Rp1,2 triliun, perseroan mencatatkan laba kotor senilai Rp1,18 triliun. Sementara laba periode tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meroket 964,11 persen menjadi Rp108,54 miliar dari sebelumnya Rp10,20 miliar.

Adapun, pendapatan properti mengalami kenaikan 16,21 persen secara tahunan menjadi Rp1,74 triliun. Di dalamnya, penjualan rumah menanjak 44,86 persen menjadi Rp1,21 triliun dari sebelumnya Rp836,28 miliar.

Ilustrasi uang. (Irfan Meidianto/VOI)

Selanjutnya perseroan membukukan penjualan perkantoran senilai Rp37,68 miliar dari sebelumnya tidak ada dan penjualan kavling yang meningkat 96,90 persen menjadi Rp34,30 miliar.

Sementara itu penjualan apartemen dan bangunan komersial masih turun masing-masing 37,59 persen menjadi Rp234,66 miliar dan 17,19 persen menjadi Rp213,22 miliar.

Pendapatan dari properti investasi terpantau juga mengalami kenaikan 8,26 persen secara tahunan menjadi Rp467,21 miliar. Di dalam segmen ini, terdapat pendapatan mal dan retail, komersial dan lainnya, perkantoran, serta hunian.

Total aset Summarecon mengalami pertumbuhan 6,46 persen sejak awal tahun menjadi Rp26,53 triliun. Ekuitas tumbuh 0,52 persen menjadi Rp9,13 triliun dan liabilitas naik 9,87 persen menjadi Rp17,40 triliun.