1,3 Ton Mangga Harum Manis Jatim Diekspor ke Singapura
SURABAYA - Sebanyak 1,3 ton mangga harum manis (Avomango) hasil pertanian masyarakat Jawa Timur diekspor ke Singapura melalui PT Etani Agro Nusantara (eTani), karena tingginya permintaan buah-buahan di negara tersebut.
Founder eTani, Davyn Sudirdjo mengatakan selain diekspor produk itu juga dikerjasamakan dengan 3.000 toko/outlet di berbagai provinsi di Indonesia, sehingga petani tidak kesulitan memasarkan produknya di jaringan "Online to Offline" (O2O) eTani.
Ekspor produk pertanian asal Jatim ini merupakan bagian dari visi dari eTani memasarkan hasil pertanian masyarakat ke dalam maupun luar negeri.
Davyn menjelaskan, eTani memilki konsep yang berbeda dengan startup agritech lainnya, yakni menggunakan konsep hybrid O2O, di mana teknologi didukung dengan jaringan pemasaran yang luas.
"Dengan konsep ini, ada tiga tujuan yang akan dapat dicapai yaitu konsumen tidak perlu dibebani dengan ongkos kirim yang mahal, kemudian konsumen akan menerima buah dan sayuran dalam keadaan segar, serta konsumen dapat menerima buah dalam waktu yang cepat yaitu 30 menit dan setiap saat dari jam 07.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB," katanya dikutip Antara, Selasa, 19 Oktober.
Davyn mengatakan, dengan semakin banyak jaringan toko yang bergabung dengan eTani, maka masyarakat Indonesia akan diuntungkan dengan tiga hal di atas.
"Saat ini eTani juga sedang membangun jaringan toko-toko offline di Jabodetabek," kata Davyn, menjelaskan.
eTani adalah sebuah startup agritech yang berdiri sejak tahun 2016 oleh Davyn Sudirdjo selaku Founder dari eTani dengan visi untuk mengefisiensikan rantai distribusi dari petani ke konsumen atau sering dikenal dengan Farm To Table.
Baca juga:
- KPK Tetapkan Bupati Kuansing Jadi Tersangka Tapi Tak ‘Dipajang’
- OTT KPK di Riau Amankan Bupati Kuansing Andi dan Tujuh Orang Lain Terkait Izin Perkebunan
- Menko Airlangga Dorong Masyarakat Gunakan Produk Dalam Negeri Dibanding Impor
- Modern dan Minim Konflik Internal, Golkar Dinilai Lebih Unggul dari Parpol Lain
Dengan rantai distribusi yang semakin efisien maka petani akan mendapatkan harga jual yang lebih baik dan konsumen juga akan mendapatkan harga beli yang lebih ekonomis.
eTani juga telah melakukan edukasi kepada para petani mulai dari panen dan proses pengepakan sehingga menarik untuk konsumen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengakui, permintaan yang tinggi akan buah-buahan dari dalam dan luar negeri membuka peluang yang besar untuk petani Indonesia.