Dari Sabu yang Disuntik Lewat Anal, Terungkap Sisi Lain Coki Pardede

JAKARTA - Komika Reza Pardede alias Coki Pardede saat ini terancam pidana usai ditangkap atas dugaan kepemilikan sabu. Namun, adanya kasus ini justru mengungkap sisi lain dari pria nyentrik tersebut.

Sisi lain yang dimaksud yaitu cara tak lazim dalam mengonsumsi sabu hingga dugaan mengalami kelainan. Hal ini terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan.

Kapolres Metro Tangerang Kombes Deonijiu De Fatima menyebut Coki mengonsumsi sabu dengan cara disuntik. Tapi, yang jadi sorotan sabu itu disutikan melalui anal.

"Yang bersangkutan menyampaikan yang lebih gampang lewat anal. Jarumnya dilepaskan dulu kemudian disuntikkan melalui analnya," ucap Deonijiu.

Sebelum memasukan sabu melalui anal, Coki terlebih dahulu merebusnya. Kemudian dimasukan ke dalam suntikan dan dimasukan ke dalam duburnya. Cara itu pun diketahuinya melalui YouTube.

"Dia memperoleh resep dan cara seperti itu dari YouTube," kata Deonijiu.

Bahkan, kepada penyidik dia memilih cara itu karena kerap digunakan di luar negeri. Sehingga, Coki pun mencobanya.

"Dia menyampaikan ini sering digunakan di luar negeri dan dia lakukan," tandas Deonijiu.

Menambahkan, Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang AKBP Pratomo Widodo menyebut Coki memilih cara konsumsi yang tak lazim karena beberapa alasan. Salah satu alasannya karena merasakan kenikmatan yang berbeda.

"Jadi dia merasakan kenikmatannya lebih berbeda," ucap Pratomo.

Kenikmatan berbeda ini karena Coki sudah mencoba menggunakan cara yang biasa atau dibakar dan dihisap. Hanya saja, cara itu dianggap tidak memberikan efek yang maksimal.

"Dia kan sudah mencoba juga dengan yang dibakar. Terus kemudian yang disuntik ini, kenikmatannya lebih nendang," kata Pratomo.

Bahkan, Pratomo menyebut dalam penggunaan sabu melalui anal itu serupa dalam cara orang-orang yang sakit. Tujuannya untuk mempercepat efek dari sabu tersebut.

"Dilarutkan terus dimasukkan ke anusnya juga terus disemprot. Ini teori ini sama seperti anak-anak sakit, dimasukkin ke dubur, cepet merangsang masuk ke pembuluh darah di anus itu," ungkap Pratomo.

Yang lebih mengagetkan, kepada penyidik Coki mengakui jika dirinya memiliki kelainan. Tapi, tak disampaikan konteks kelainan tersebut.

Bahkan, Pratomo juga tak menjawab dengan tegas ketika dipertanyakan konteks kelainan itu berarti Coki masuk dalam kategori LGBT.

"Jadi begini, itu masalah pribadi. Memang dia ada kelainan. Ada kelainan dalam dirinya. Dia menyampaikan, saya sakit pak. Dia mengakui seperti itu," kata Pratomo.

Selain pengakuan Coki yang memiliki kelainan, dugaan LGBT semakin kuat bedasarkan video penangkapannya. Sebab, pada video itu terucap kalimat dari seorang polisi jika Coki sedang menonton video porno laki-laki saat digerebek.

Telepas dari hal itu, Pratomo menyebut pihaknya tak akan melakukan pemeriksaan kejiwaan. Sebab, selama proses penyelidikan Coki bersikap kooperatif dengan memberikan keterangan yang lengkap.

"Enggak (tes kejiwaan). Sementara ini Coki kooperatif dengan kita, jadi dia hanya cara penggunaannya saja untuk mencari cara supaya lebih nikmat," kata Pratomo.

Kemudian, dari pemeriksan pun terungkap Coki sudah mengkonsumsi sabu selama setahun terakhir. Tapi, kembali tak dirinci sejak kapan dia menggunakan cara yang tak lazim tersebut.

"Dia sampaikan ke saya, lima bulan tapi dia pengen lagi. Ya mulai aktif lagi setahun belakangan," tandas Pratomo.

Coki Pardede ditangkap terkait dugaan penggunaan narkotika jenis sabu. Dia ditangkap di kediamannya di kawasan Cisauk, Tangerang Selatan, Rabu, 1 September.

Dari penangkapan itu, polisi menyita satu paket sabu seberat 0,5 gram. Kemudian, polisi juga menangkap pemasok sabu kepada Coki Pardede.