Seperti Orang Dewasa, Anak-Anak Juga Mengalami Stres yang Ditandai Gejala Berikut

JAKARTA – Tuntutan yang terlalu besar jika dibebankan pada anak bisa menimbulkan reaksi fisik maupun emosional, yang disebut dengan kondisi stres. Selama pandemi dan penyesuaian terhadap kebiasaan baru memang bisa jadi beban bagi anak-anak. Namun, hal tersebut bisa diatasi.

Apabila orang dewasa mengenal tanda-tanda stres dan dapat mengatasinya dengan cara masing-masing. Berbeda dengan anak-anak yang belum mengerti cara tepat untuk mengungkapkan perasaan tertekan. Kondisi tersebut seringkali tak disadari oleh anak ataupun dikenali oleh orang tua.

Dilansir Verywell Family, Kamis, 19 Agustus, stres pada anak dikenali dengan gejala-gejala seperti berikut ini.

Perubahan perilaku

Setiap anak memiliki gejala yang berbeda-beda ketika stres. Gejala pertama ini bisa dikenali oleh orang tua, yaitu perubahan perilaku. Apabila biasanya anak ceria namun secara drastis jadi pendiam dan suka menyendiri, bisa berkemungkinan karena ada perasaan tertentu yang ia simpan.

Seorang psikolog anak, menyarankan untuk mengajak anak berkomunikasi secara terbuka. Tentu dengan tanpa pretensi menilai benar dan salah. Hanya mendengarkan dan saling berbicara dengan terbuka.

Tidak hanya perilaku yang cenderung murung, anak mudah marah, berbohong, lebih manja, dan suka melawan aturan juga bisa jadi gejala.

Kesulitan berkonsentrasi

Seperti halnya orang dewasa ketika mengalami stres, anak-anak juga mengalami kesulitan fokus dan berkonsentrasi pada satu hal. Seperti ketika saatnya belajar secara daring, tetapi ia lebih memilih melakukan hal lain seperti bermain gawai pintar.

Pada mulanya cara belajar daring memang perlu dibiasakan. Tetapi cobalah untuk menggali perasaan anak ketika mengalami kesulitan berkonsentrasi. Ajaklah untuk mengekspresikan kelelahannya dengan aktivitas-aktivitas positif yang membuat hatinya senang.

Tidur tidak nyenyak

Beberapa anak mengalami mimpi buruk ketika sedang stres. Ini menyebabkan tidurnya tidak nyenyak. Bahkan ia ketakutan dengan suatu hal, misalnya takut gelap, sendirian, dan takut pada orang asing hingga menangis.

Perubahan fisik

Stres tidak hanya memengaruhi psikologis anak, tetapi juga perubahan fisik. Seperti mengompol, nafsu makan menurun drastis ataupun sebaliknya, memainkan rambut, dan mengisap jempol.

Ada pula anak-anak mengalami sakit ketika stres. Seperti sakit perut, sakit kepala, tubuh tidak nyaman. Apabila menemukan gejala-gejala perubahan terkait dengan perilaku maupun perubahan fisik, orang tua perlu mengenalinya.

Membuat anak merasa nyaman dan tidak memarahinya jadi satu langkah yang perlu dilakukan.