Gerindra Sebut Kelangkaan Oksigen adalah Bukti Indonesia dalam Keadaan Darurat
JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono, menilai sulitnya mendapatkan oksigen dan mahalnya harga jual membuktikan bahwa Indonesia tengah kewalahan dalam menangani pandemi COVID-19. Menurutnya, negara sudah dalam keadaan darurat dalam menjamin kesehatan dan keselamatan warganya.
"Ini bukti kalau negara dalam keadaan darurat, dimana pemerintah kewalahan dan untuk memberikan perlindungan yang aman kepada masyarakat," ujar Arief, Sabtu, 17 Juli.
Arief menjelaskan, penanganan COVID-19 saat ini sangat membutuhkan ketersediaan oksigen, sebab barang tersebut sangat vital. Terutama, pagi pasien-pasien yang sedang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Baca juga:
- Gubernur Jabar Ridwan Kamil Minta Daerah Bentuk Posko Distribusi Oksigen
- Menkes Budi Gunadi: Kebutuhan Oksigen Meningkat Pesat dari 400 Ton per Hari Jadi 2.000 Ton per Hari
- 13 Hari Positif COVID-19, Eddies Adelia Terbaring dengan Oksigen Bantuan
- Eksklusif, Hariyadi Sukamdani: Pengusaha Hotel Seperti Pesakitan Menunggu Regu Tembak
Dia menyayangkan, banyak dilaporkan kematian pasien COVID-19 lantaran sulit mendapatkan oksigen yang dibutuhkan.
"Keperluan oksigen sangat diperlukan untuk penyelamatan masyarakat yang terpapar COVID-19 di rumah sakit, dimana ketersediaan oksigen sangat minim yang berakibat fatal banyak masyarakat yang terpapar COVID-19 harus meregang nyawanya," jelasnya.
Karenanya, Arief mendesak, pemerintah untuk segera menghitung berapa banyak oksigen yang diproduksi dan yang tersedia di Indonesia. Baik yang digunakan untuk keperluan industri swasta atau BUMN sekalipun.
Setelah semua terdata, kata dia, pemerintah harus memprioritaskan oksigen yang dimiliki BUMN untuk digunakan pada sektor medis.
"Berapa banyak kapasitas industri swasta dan BUMN yang memproduksi oksigen. Semua harus terdata dan pasti data itu ada," tandas Arief.