Setelah Upaya Evakuasi 3 Hari, 2 Jenazah DPO Kelompok MIT Poso Tiba di Palu

PALU - Setelah berupaya evakuasi selama tiga hari, dua jenazah Daftar Pencarian Orang (DPO) Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu.

Dua jenazah terduga teroris Poso itu dibawa menggunakan helikopter dari Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menuju ke Markas Polda Sulteng.

Setelah itu, jenazah dibawa menggunakan dua unit mobil ambulans milik Polda Sulteng dan mendapat pengawalan ketat dari kepolisian.

Dikutip dari Antara, Rabu, 14 Juli, areal Rumah Sakit Bhayangkara Palu juga disterilkan dan dijaga ketat polisi bersenjata lengkap.

Wartawan juga tidak diperkenankan untuk mendekat ke kamar jenazah, tempat kedua jenazah DPO MIT Poso dilakukan autopsi dan identifikasi.

Sebelumnya, Kasatgas Humas Operasi Madago Raya Kombes Polisi Didik Supranoto mengatakan, kondisi medan dan cuaca yang tidak mendukung menyulitkan proses evakuasi kedua DPO MIT Poso dari atas pegunungan di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

"Medan yang berat dan cuaca berkabut, sehingga menyulitkan evakuasi dengan helikopter untuk dibawa ke Rumkit Bhayangkara Palu guna dilakukan autopsi dan identifikasi," ujar Didik pada Selasa, 13 Juli.

Sebelumnya, Pada Minggu, 11 Juli sekitar pukul 03.30 WITA, terjadi kontak senjata antara Satgas Madago Raya dengan DPO MIT Poso yang mengakibatkan dua terduga teroris Poso tewas tertembak.

Baku tembak ini bermula adanya informasi satgas intel tentang adanya penampakan lima orang yang diduga teroris Poso. Satgas lantas mengintensifkan pencarian dengan menelusuri jejak yang ada.

Setelah memastikan itu adalah pelaku, tim langsung melakukan tindakan tegas terukur hingga dua terduga teroris Poso tewas.

Tidak hanya itu, dari lokasi kejadian, Satgas Madago Raya juga mengamankan barang bukti berupa amunisi, bom lontong, kompas, dan bendera.

"Pelaku lain melarikan diri dari upaya penyergapan. Akan tetapi, terdapat petunjuk adanya ceceran darah yang diduga berasal dari pelaku yang terkena tembakan," kata Didik Supranoto