BMKG: Dinamika Atmosfer Sebabkan Hujan Lebat dan Banjir di Sulawesi

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut faktor dinamika atmosfer menyebabkan hujan lebat di wilayah Sulawesi yang menyebabkan banjir.

“Hujan lebat yang terjadi di Sulawesi dalam beberapa hari terakhir disebabkan faktor dinamika atmosfer di antaranya akibat adanya daerah pertemuan angin,” ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik A Fachri Radjab dikutip Antara, Senin, 12 Juli. 

Fachri mengatakan dalam 24 jam terakhir hujan dengan intensitas lebat tercatat di beberapa tempat di wilayah Maluku dan Sulawesi.

“Prakiraan hujan bulanan dan dasarian untuk daerah-daerah tersebut memang masih dalam kategori menengah hingga tinggi,” ujar dia.

Pada Senin, 12 Juli, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara mencatat hujan pada Senin dini hari sebabkan empat desa di tiga kecamatan terkena banjir, yakni Desa Labunga dan Laronanga di Kecamatan Andowia, Desa Pondoa di Wiwirano dan Tambakua di Lanyukima.

Selain itu, pada saat yang hampir bersamaan, banjir bandang terjadi di Desa Tapunggai, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara. Hal tersebut juga dilaporkan oleh BPBD setempat kepada Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB.

Sedangkan untuk wilayah Jawa, diprakirakan berada pada kategori rendah, kata Fachri.

Menurut dia, prakiraan pola musim di Indonesia tahun 2021 memang berbeda-beda. BMKG pun membagi zona musim (ZOM) Indonesia menjadi 342 zona.

Prakiraan musim kemarau 2021 pada 342 zona musim (ZOM) di Indonesia menunjukkan sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami awal musim kemarau 2021 pada kisaran bulan Mei dan Juni 2021 sebanyak 198 ZOM atau 57,9 persen dari 342 ZOM.

Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010), awal musim kemarau 2021 di sebagian besar daerah yaitu 197 ZOM (57,6 persen) diprakirakan mundur terhadap rata-ratanya, sedangkan wilayah lainnya diprakirakan sama terhadap rata-ratanya 97 ZOM (28,4 persen) dan maju terhadap rata-ratanya sebanyak 48 ZOM (14,0 persen).

Sifat hujan selama musim kemarau 2021 di sebagian besar daerah yakni sebanyak 182 ZOM (53,2 persen) diprakirakan normal, sedangkan wilayah lainnya atas normal sebanyak 119 ZOM (34,8 persen) dan diprakirakan bawah normal sebanyak 41 ZOM (12,0 persen).

Puncak musim kemarau 2021 di sebagian besar wilayah zona musim (ZOM) diprakirakan terjadi pada bulan Agustus 2021 sebanyak 230 ZOM (67,3 persen).