COVID-19 Melonjak, Masyarakat Bangkalan Bisa Tersenyum karena Dapat Sembako Gratis
JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur memberikan bantuan sembako kepada warga di wilayah itu yang positif terpapar virus corona jenis baru (COVID-19) dan mereka terpaksa diisiolasi untuk menjalani perawatan.
Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Bangkalan Wibagiyo Suharta di Bangkalan, Rabu, langkah itu dilakukan, agar penderita COVID-19 fokus pada proses penyembuhan yang dijalaninya, sehingga diharapkan bisa cepat sembuh dan beraktivitas kembali.
"Bantuan sembako kepada pasien penderita COVID-19 ini, berasal dari CSR sejumlah perusahaan yang ada di Bangkalan," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini, jumlah paket sembako yang terkumpul dari sumbangan sejumlah perusahaan yang ada di Bangkalan sebanyak 400 paket sembako dan 200 kantong beras.
Selain dari pihak perusahaan, Pemkab Bangkalan juga mengalokasikan anggaran tambahan untuk menambah persediaan paket sembako itu sebesar Rp600 juta.
"Khusus pengadaan sembako untuk penderita COVID-19 di Bangkalan ini masih proses lelang, karena anggarannya lebih dari Rp200 juta," kata Suharta menjelaskan.
Teknis pendistribusian bantuan paket sembako itu masih menunggu petunjuk dari Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron.
Baca juga:
- Bangkalan Kembali Zona Merah COVID-19, Pemprov Siapkan 9 Tempat Isolasi
- Cegah Delta COVID-19 Khofifah Percepat Tracing dan Isolasi Massal di Madura
- Usai Diperintah Jokowi, dalam 3 Hari Polri Tangkap 3.823 Pelaku Premanisme dan Pungli
- Pertemuan Joe Biden - Vladimir Putin Hari Ini Jadi Ujian Hubungan Rusia - China
Jumlah kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur saat ini terdata sebanyak 599 orang, dari total jumlah kasus positif sebanyak 2.384 orang dengan jumlah pasien meninggal dunia sebanyak 232 orang.
Kabupaten Bangkalan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah pasien positif COVID-19 terbanyak dibanding tiga kabupaten lain di Pulau Madura, seperti Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.
Lonjakan kasus baru COVID-19 di kabupaten paling barat di Pulau Madura ini terjadi, sejak libur Lebaran 1442 Hijriah, akibat warga di wilayah itu abai pada penegakan disiplin protokol kesehatan.
Selain abai, sebagian warga di wilayah ini banyak yang tidak bersedia divaksin COVID-19, termasuk sebagian santri di sejumlah pondok pesantren.
"Sebagian besar tidak mau diswab. Ada tiga pesantren yang mau diswab, tapi satu pesantren gagal karena semua santrinya kabur," demikian Bupati Abdul Latif Amin Imron, pada acara silaturrahmi terbatas dengan Menko Polhukam Mahfud Md pada alim ulama dalam rangka Penanganan COVID-19 di Bangkalan, Selasa (15/6).