Jokowi Senang Bandara Jenderal Soedirman Sudah Beroperasi meski Terminal Penumpang Masih Darurat

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan apresiasi tersendiri atas mulai beroperasinya Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga meski sarana dan prasarana yang dibangun belum mencapai penyelesaian 100 persen.

Menurut Presiden, pengoperasian bandara tanpa menunggu pembangunan terminal selesai menjadikannya lebih produktif dibandingkan harus menunggu hingga proyek rampung dikerjakan. Menurutnya, cara seperti ini diharapkan bisa diikuti oleh bandara-bandara lain yang kini masih dalam tahap pembangunan.

"Ini bagus, saya senang meskipun terminalnya masih terminal darurat, tetapi bandara sudah dipakai. Saya kira ini akan lebih produktif dan bisa ditiru di tempat lain yang juga sedang dalam proses pengerjaan bandara," ujarnya saat melakukan tinjauan langsung ke Bandara Jenderal Besar Soedirman seperti yang dikutip dari keterangan resmi, Jumat, 11 Mei.

Presiden menambahkan, kehadiran infrastruktur terbaru ini diyakini dapat memberikan kontribusi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat di wilayah Jawa Tengah, khususnya bagian barat dan selatan.

“Setahap demi setahap (pembangunan), nanti bandara ini bisa didarati oleh pesawat yang lebih besar,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut bahwa pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga merupakan inisiatif langsung dari Presiden sejak tahun 2016, dan sempat terhenti akibat kondisi pandemi.

Meski demikian, Menhub mengklaim jika kolaborasi yang baik antar stakeholder menjadikan fasilitas publik ini dapat menemukan solusi yang tepat.

“Saya berkomunikasi dengan Gubernur Jateng dan Bupati Purbalingga untuk mencari jalan keluar. Akhirnya kami menemukan suatu format untuk membangun terminal penumpang sementara yang dibiayai oleh APBD, sehingga bandara ini dapat beroperasi,” ungkapannya.

Lebih lanjut Menhub mengharapkan pola yang sudah cepat ini dapat diterapkan pada bandara lainnya yang telah memiliki runway namun belum memiliki banyak pergerakan.

“Saya minta Ditjen Perhubungan Udara, AP II, maskapai, dan Pemda berkoordinasi intensif untuk terus berupaya meningkatkan pergerakan pesawat dan penumpang di bandara ini, paling tidak di atas 80 persen. Misalnya dengan membuka penerbangan di hari Jumat, Senin, dan Minggu untuk menarik masyarakat yang akan berlibur ke Purbalingga,” jelasnya.

Untuk diketahui, bandara ini memiliki fasilitas sisi udara yaitu runway 1.600 x 30 meter dan apron 69 x 103 meter, untuk melayani pesawat ATR-72 dan sejenisnya, serta fasilitas PKP-PK kategori 5 dan mampu menampung kapasitas hingga 300.000 penumpang pertahun. Luas terminal penumpang sementara 457 meter persegi dengan kapasitas 13.701 penumpang.

Rencananya, pembangunan bandara akan dikembangkan dengan penambahan fasilitas panjang landas pacu menjadi 2.200 meter. Kondisi tersebut memungkinkan pesawat yang lebih besar seperti Airbus 320 dan Boeing 737-800 atau 737-900 sudah bisa mendarat.

Bandara kebanggaan warga Purbalingga ini diproyeksi bisa menampung hingga 3.000 penumpang perhari dengan frekuensi penerbangan mencapai 40 kali dalam 24 jam.