Stok Pakan Satwa dan Gaji Karyawan Kebun Binatang Ragunan Aman
JAKARTA - Di masa pandemi virus corona atau COVID-19 ini, beberapa kebun binatang mulai mengalami krisis pakan untuk satwa. Namun, hal ini tidak dialami oleh pihak Taman Margasatwa Ragunan. Sebab, biaya untuk pakan satwa dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta. Termasuk biaya gaji karyawan.
Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan, Ketut Widarsana mengatakan, pihaknya tidak mengalami masalah krisis pakan untuk satwa selama berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), seperti yang dirasakan oleh Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden (Bazoga).
"Kalau pakan satwa kita didukung oleh APBD DKI Jakarta, karena Kebun Binatang Ragunan ini kan di bawah dinas pertamanan dan hutan kota Provinsi DKI Jakarta," tutur Ketut, saat dihubungi VOI, di Jakarta, Senin, 11 Mei.
Ketut mengklaim, stok pakan satwa dalam kondisi aman. Sebab, pengadaan pakan satwa di Taman Margasatwa Ragunan didapat melalui proses lelang oleh Pemprov DKI Jakarta. Pemenang lelang nantinya bertangungjawab untuk menyediakan pakan satwa selama satu tahun. Sehingga, kondisi pandemi tidak mempengaruhi distribusi untuk pakan.
"Aman. Setiap hari akan dikirim sesuai kebutuhan, volumenya berapa, semua dicek kualitas pakannya. Jadi kalau yang jelek, enggak layak itu dikembalikan untuk diganti oleh penyedia," jelasnya.
Seperti diketahui, Taman Margasatwa Ragunan memperpanjang masa penutupan untuk mencegah penyebaran COVID-19 hingga waktu yang tidak ditentukan, namun pengelola Ragunan tetap melakukan pemeliharaan perawatan terhadap fasilitas maupun satwa secara normal.
"Saya belum dapat pastikan kapan dibuka ya. Karena pihak Ragunan juga masih menunggu arahan lebih lanjut pimpinan atau pihak Gubernur DKI Jakarta. Karena PSBB ini saya dengar juga di perpanjang terus. Nah saya pun belum dapat memastikan sampai kapan Ragunan ini akan di tutup dan kapan di buka," jelasnya.
Ketut mengatakan, pegawai Taman Margasatwa Ragunan masih tetap bekerja di lapangan. Namun jumlahnya dikurangi separuh setiap hari untuk melaksanakan imbauan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Hal ini dilakukan juga untuk mencegah penyebaran virus di area kebun binatang.
Sementara itu, untuk perawatan satwa di masa pandemi, petugas kesehatan diwajibkan untuk masuk setiap harinya guna mengecek kondisi kesehatan satwa-satwa tersebut.
"Pertuga satwa masuk bergiliran. Kalau misalnya mereka berdua di kandang, satu masuk, satu lagi WFH. Jadi mereka bergantian dilakukan pemantauan dan pengecekan oleh tim medis, tiga orang dokter masuk setiap hari untuk memantau kondisi satwa agar kondisinya dalam keadaan sehat," jelasnya.
Tidak Ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Ketut mengatakan, meksipun pihaknya mengalamai penurunan pengunjung sejak awal tahun karena adanya bencana banjir yang terjadi di Jakarta, ditambah dengan kondisi pandemi mengharuskan untuk menutup kebun binatang, namun dipastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Sampai sekarang belum ada PHK, ataupun dirumahkan. WFH kan berbeda dengan yang dirumahkan, kalau WFH kan mengikuti peraturan pemerintah. Makanya untuk admin kantor itu mereka memang WFH. Untuk pengurangan karyawan belum ada sampai sekarang, karena kita juga menggunakan APBD DKI begitu," jelasnya.
Memurut Ketut, dana yang dikeluarkan dari APBD DKI Jakarta untuk membayar gaji karyawan Taman Margasatwa Ragunan hingga saat ini masih lancar. Sehingga, pihaknya tidak memiliki permasalahan untuk membayar gaji.
"Sampai saat ini belum bermasalah, masih aman-aman saja. Mudah-mudahan ke ke depannya lancar-lancar aja," tuturnya.