Mensos Risma Bawa Kabar Tidak Mudik: Pikirkan Risiko Kesehatan
JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengimbau masyarakat memikirkan kembali risiko kesehatan yang ditimbulkan akibat melanggar larangan mudik Idulfitri 1442 Hijriah yang ditetapkan pemerintah pada 6-17 Mei 2021.
"Ada yang harus kita pikirkan lebih panjang lagi, karena kasihan kalau, misalnya, saya ketemu orang tua, ketemu itu mereka enggak kuat fisiknya, kalau ada apa-apa, risikonya besar," ujar Risma saat ditemui di Graha Aneka Bhakti Jakarta, dilansir Antara, Senin, 10 Mei.
Risma mengatakan besar keinginannya untuk mudik, sama halnya dengan masyarakat yang lain. Namun, hal itu tetap tidak bisa dilakukannya, dan memilih menahan diri guna mencegah potensi penyebaran COVID-19 dalam kegiatan tersebut.
"Itu yang harus kita pikirkan. Ya, saya tahu itu emosi sangat penting, tapi bahwa keamanan dan kesehatan jauh lebih penting menurut saya," kata dia.
Baca juga:
- Jadi Ahli Sidang Rizieq Shihab, Refly Harun: Tidak Perlu Ada Pidana Kalau Sudah Disanksi Denda
- Mengeluh Panas Sekali di Penjara, Ferdinand ke Rizieq Shihab: Sabar Ya, Buktikan dan Jangan Mengeluh!
- Rizieq Shihab 'Curhat' Cape, Lelah, Panas di Ruang Sidang, Ferdinand: Lha, Katanya Singa Gurun
- Hakim Cecar Shabri Lubis Bertahan di FPI: Saudara Dapat Dana?
Risma mengatakan keinginan untuk mudik di masa pandemi COVID-19 seringkali tidak dibarengi kepekaan atas dampak kesehatan orang lain.
Selain itu, seringkali pemudik terdeteksi sebagai kasus tanpa konfirmasi atau orang tanpa gejala (OTG). Sehingga ada kemungkinan orang tersebut tidak menyadari terpapar SARS-CoV-2 dari mana.
"Kemudian kita bertemu dengan keluarga kita yang lebih tua, atau keluarga kita yang punya komorbid, jantung atau asma, tertular, risikonya sangat besar sekali," ujar Risma.
Sebelumnya, Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo meminta masyarakat yang tidak dapat mudik Idulfitri 1442 Hijriah untuk bersabar atas keputusan pemerintah terkait larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
"Jadi, mohon maaf yang punya niat mudik tidak bisa terlaksana pada tahun ini. Mohon bersabar, karena ini keputusan politik negara dan ini juga tidak mudah,” kata Doni.
Dia mengatakan keputusan tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan setahun terakhir dan mengacu pada upaya bangsa melindungi masyarakat. Sebab, sama halnya dengan momentum liburan sebelumnya, aktivitas mudik juga dinilai berpotensi menimbulkan adanya mobilitas manusia yang sangat berisiko menjadi pemicu terjadinya penularan.