Stok Beras Nasional Aman untuk Puasa dan Idul Fitri

JAKARTA - Kementerian Perdagangan melakukan sidak pemantauan ketersediaan stok bahan pokok ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan PT Food Station Tjipinang Jaya guna memastikan bahwa stok beras secara nasional menjelang puasa ramadan dan Idul Fitri aman. Sehingga, tidak ada kenaikan harga yang dapat memengaruhi inflasi nasional.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, usai melakukan kunjungan lapangan dapat dipastikan stok ketersediaan beras nasional aman di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 ini.

"Secara nasional, stok beras saya pastikan cukup untuk kebutuhan masyarakat menjelang puasa dan Idul Fitri 1441 H. Bahkan sampai panen mendatang. Aman dan Mantul (mantab betul). Harga beras secara nasional sangat stabil bahkan selama bulan Maret tidak menimbulkan inflasi," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima VOI, di Jakarta, Jumat, 17 April.

Agus mengatakan, meski di tengah berjalannya implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melawan COVID-19 di DKI Jakarta dan beberapa wilayah lainnya, masyarakat tidak akan kesulitan untuk membeli bahan pokok menyambut datangnya bulan Ramadan.

Menurut Mendag, stok beras nasional untuk menghadapi puasa dan Lebaran saat ini tersedia sebanyak 3,38 juta ton. Beras di Perum Bulog tersedia stoknya sebesar 1,42 juta ton, stok di penggilingan 1,2 juta ton, stok di pedagang 728 ribu ton, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebesar 28.431 ton, dan stok di Lumbung Pangan Masyarakat binaan BKP sebesar 2.939 ton.

Tak hanya itu, lanjut dia, akan ada stok beras tambahan dengan memasuki musim panen raya secara berkesinambungan hingga Agustus 2020. Stok beras nasional akan mendapat tambahan sebesar 19,8 juta ton.

"Dengan demikian, kebutuhan beras diperkirakan sebesar kurang lebih 2,5 juta ton per bulan dan sebagai antisipasi panjangnya masa penanganan COVID-19, saya optimis stok dan produksi beras mencukupi kebutuhan nasional hingga akhir Desember 2020," jelasnya.

Sementara itu, kata Agus, secara nasional, harga beras medium rata-rata sebesar Rp10.800 per kilogram (kg) stabil dibandingkan minggu lalu, dan naik 1,89 persen dibandingkan bulan lalu. Harga tertinggi terjadi di Bulungan, Tj. Selor sebesar Rp13.429 per kg dan terendah di Jambi Rp9.000 per kg.

Rata-rata harga beras premium tercatat Rp12.400 per kg, relatif stabil dibandingkan minggu lalu, dan bulan lalu. Sementara itu, lanjut Agus, harga tertinggi terjadi di Pekanbaru Rp14.656 per kg dan terendah di Banda Aceh Rp10.667 per kg.

Di tengah pandemi wabah COVID-19, Agus membuat terobosan dengan memotong mata rantai distribusi beras. Tujuannya agar distribusi lancar dan cepat tersalurkan. Harga beras juga dibuat agar terjangkau oleh masyarakat. Sehingga tidak terjadi inflasi pada komoditas beras, yaitu dengan tidak menaikkan harga eceran tertinggi (HET) bagi konsumen akhir. Tetapi dengan menaikkan harga pembelian pemerintah di tingkat petani.

Menurut Agus, dengan demikian, di hulu terjadi peningkatan kesejahteraan sedangkan di hilir harga tetap stabil. Terobosan tersebut tertuang dalam Permendag No. 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian untuk Gabah atau Beras. Dalam beleid tersebut, Kemendag menetapkan Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp4.200 per kg dan di tingkat penggilingan Rp4.250 per kg. Sedangkan Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat Penggilingan Rp5.250 per kg dan di Gudang BULOG Rp5.300 per kg.

Agus menjelaskan, untuk beras harga pembelian pemerintah di gudang BULOG Rp8.300 per kg. Sementara itu, harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok per 15 April dibanding sebulan lalu, 16 Maret, umumnya relatif stabil. Turun atau naik diangka 0 sampai 5 persen.

"Stabil (turun/naik 0-5 persen) seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, telur ayam ras, dan bawang putih. Harga bahan pokok yang turun di atas 5 persen, seperti daging ayam ras, cabe merah keriting dan cabe merah besar. Sementara bahan komoditi yang sempat naik di atas 5 persen, seperti gula pasir, bawang merah, dan cabe rawit merah," ujarnya.

Kondisi Beras di PIBC

Setelah melakukan peninjauan di PIBC Jakarta diketahui kondisi pasokan beras per hari selama sepekan terakhir ini adalah 3.096 ton, berada di atas pasokan normal PIBC 2.500-3.000 ton per hari. Stok beras di PIBC saat ini sebesar 28.431 ton hanya sedikit di bawah stok normal 30.000 ton dan cukup untuk memenuhi kebutuhan DKI Jakarta selama kurang lebih sembilan hari ke depan.

Sedangkan harga beras per 16 Aprildi PIBC dibanding minggu lalu cenderung turun, khususnya untuk beras Muncul I, beras Muncul II, IR 64 I, dan beras IR 64 II. Rata-rata penyaluran beras dari PIBC hingga 16 April sebesar 2.935 ton, naik 1,84 persen dibanding bulan lalu. Penyaluran dilakukan ke wilayah Pulau Jawa dan antarpulau, terbesar ke DKI Jakarta sebesar 65,72 persen.

Sementara itu, lanjut Agus, realisasi perdagangan antarpulau beras di PIBC sampai dengan tanggal 14 April sebesar 4.685 ton. Perdagangan antarpulau terbesar ke Pontianak sebesar 39,68 persen dan Medan sebesar 14,83 persen.

Sementara itu persediaan barang kebutuhan pokok di PT Food Station Tjipinang Jaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Pemprov DKI, stok kebutuhan bahan pokok masih relatif banyak. Beras tersedia 40.000 ton, beras PIBC 200.000 ton, telur 1.500 ton, dan susu 5,7 juta liter. Barang kebutuhan pokoklainnya seperti tepung terigu memiliki stok sebesar 1.000 ton, gula pasir 6.000 ton dan minyak goreng 1,5 juta liter serta bawang putih sebanyak 2.000 ton.

"Dengan banyaknya stok yang tersedia di PT Food Station, kebutuhan masyarakat DKI Jakarta masih cukup aman. Sehingga tidak perlu panik dan memborong barang kebutuhan pokok secara berlebihan. Setiap hari," jelasnya.

Sidak Gudang Importir Bawang Putih

Sementara itu, Mendag Agus Suparmanto juga melakukan pemantauan ke gudang importir bawang putih dan bawang bombay. Diketahui, stok bawang putih sangat besar sehingga harga eceran di pasar mengalami penurunan secara drastis. Saat ini harga bawang putih stabil di harga Rp32.000 per kg.

Agus mengatakan, turunnya harga bawang putih ini berkat terobosan kebijakan Kemendag yang memberikan relaksasi dengan membebaskan persetujuan impor dan laporan surveyor untuk komoditi bawang putih dan bawang bombai.

"Saat ini ada sekitar 34 kontainer @29 ton bawang putih dan bawang bombay sudah berada di Pelabuhan Tanjung Priok dan akan terus masuk dari China," katanya.

Mendag mengapresiasi sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha yang terus menjaga pasokan dan harga bapok tetap stabil sehingga masyarakat bisa mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.

"Melalui pemantauan pasar yang rutin dilaksanakan Kemendag, diharapkan harga bapok akan terus terkendali khususnya di daerah-daerah di seluruh Indonesia," tuturnya.