Maraknya Hoaks COVID-19 yang Bertebaran di Media Sosial

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan selama pandemi COVID-19, pihaknya memantau media sosial untuk menyaring sebaran berita bohong atau hoaks dan disinformasi. Hasilnya, Kemenkominfo menyebut ada 1.125 sebaran hoaks dan sebaran terbanyak terjadi di platform media sosial Facebook.

“Dari 1.125 sebaran hoaks, kami telah menyampaikan seluruhnya. Sebanyak 1.125 hoaks kepada Facebook 785, Instagram 10, Twitter 324, dan Youtube enam,” kata Johnny dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube milik BNPB, Rabu, 8 April.

Setelah menemukan sebaran hoaks tersebut, Johnny kemudian mengklaim pihaknya langsung menghubungi platform media sosial tersebut untuk menyampaikan temuannya dan meminta kepada platform tersebut menghapus hoaks ataupun berita bohong yang berhasil mereka temukan.

Hanya saja, dari total 1.125 sebaran hoaks dan disinformasi yang ditemukan oleh pihaknya, baru 359 sebaran saja yang ditindaklanjuti oleh empat media sosial. Dia kemudian merinci, Facebook telah menghapus 303 sebaran hoaks yang ada, Twitter menghapus 53 berita hoaks yang ada di platformnya kemudian Instagram telah menghapus tiga postingan.

“YouTube kami sedang mengusahakannya. Masih ada 766 yang berada atau yang terdapat di platform digital. Kami sudah berkomunikasi secara rutin termasuk dengan kantor perusahaan platform global ini untuk minta segera takedown atas hoaks dan disinformasi yang ada di platform mereka,” tegasnya.

>

Selain menemukan hoaks dan berita yang disinformasi, dalam pemantauan media sosial tersebut, Johnny juga mengatakan timnya menemukan 474 isu sesat yang berkaitan dengan COVID-19 yang menyebar di media sosial. 

Sehingga, dari temuan tersebut dia mengharapkan agar masyarakat bisa menggunakan layanan internet yang ada secara sehat dan bermanfaat selama pandemi ini terjadi di Indonesia. 

“Kami berharap kepada masyarakat agar menggunakan ruang digital secara sehat, cerdas dan bermanfaat.”