Buah dan Sayur Wajib Ada di Menu Anak Sekolah, Ini Manfaatnya

JAKARTA - Buah memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan anak-anak sekolah. Selain menjadi sumber energi alami, buah kaya akan vitamin, mineral, dan serat yang membantu meningkatkan konsentrasi, daya tahan tubuh, serta menjaga kesehatan pencernaan.

Manfaat lainnya adalah kandungan antioksidan pada buah yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Dengan mengonsumsi buah secara rutin, anak-anak dapat menjalani aktivitas belajar dengan lebih optimal dan terhindar dari berbagai risiko penyakit.

Ahli Gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Dr. Rita Ramayulis, menekankan pentingnya menyertakan buah dan sayur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa. Hal ini terutama karena sebagian anak sekolah di Indonesia berisiko mengalami anemia akibat kekurangan sel darah merah.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2024, sebanyak 32 persen remaja usia 15-24 tahun dilaporkan menderita anemia.

“Untuk anak sekolah yang rentan anemia, kehadiran asam folat dalam buah dan sayur sangat penting. Asam folat diperlukan tubuh untuk membentuk hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah. Dengan mengonsumsi buah dan sayur secara teratur, risiko anemia dapat diminimalkan,” jelas Dr. Rita seperti dikutip ANTARA.

Selain mencegah anemia, buah dan sayur mengandung berbagai zat gizi yang membantu tubuh mengoptimalkan proses pengolahan protein menjadi asam amino. Dengan dukungan vitamin dan mineral dari buah serta sayur, tubuh dapat memanfaatkan asam amino dengan lebih efektif.

“Vitamin C yang terkandung dalam buah dan sayur juga meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak menjadi lebih kebal terhadap penyakit, memiliki energi yang cukup, dan ketahanan fisik yang lebih baik,” tambah Dr. Rita.

Tidak hanya itu, buah dan sayur juga berkontribusi pada kesehatan pencernaan dengan kandungan seratnya. Serat membantu melancarkan sistem cerna, menjaga metabolisme tubuh, serta mengontrol tekanan darah dan kadar glukosa.

Sementara itu, terkait susu sebagai bagian dari program MBG, Dr. Rita menjelaskan bahwa susu tidak wajib disertakan apabila sudah ada sumber protein lain dalam menu.

“Dalam pedoman gizi seimbang, susu termasuk dalam kelompok protein hewani. Kehadirannya tidak mutlak, asalkan sudah ada alternatif sumber protein seperti ayam, ikan, daging, atau telur. Jika susu ditambahkan, lauk nabati pun tetap bisa menjadi pilihan pendamping,” jelasnya.

Dengan menyusun menu yang kaya buah, sayur, dan sumber protein yang seimbang, anak-anak sekolah tidak hanya mendapatkan nutrisi yang cukup tetapi juga dapat belajar dengan lebih baik dan tumbuh menjadi generasi yang lebih sehat.