Memahami Sulitnya Matematikawan Jepang Memecahkan Teka-teki Konjektur ABC
JAKARTA - Universitas Kyoto, Jepang akhirnya mengakui keberhasilan Shinichi Mochizuki dalam pembuktiannya memecahkan teka-teki konjektur ABC. Apalagi soal matematika itu belum pernah terpecahkan hingga saat ini.
Melansir dari Kyodonews, teka-teki konjektur ABC diciptakan oleh matematikawan asal Inggris, David Masser bersama koleganyaJosep Oesterle pada tahun 1935. Secara garis besar konjektur ABC berkaitan dengan persamaan a+b=c.
Teka-teki konjektur ABC merupakan teka-teki paling penting dalam analisis Diophantine, yaitu cabang matematika yang menganalisis sistem bilangan lewat persamaan polimonial. Sederhananya, jika ada bilangan prima yang dibagi dengan a atau b beberapa kali maka jumlahnya harus sama dengan jumlah bilangan prima yang dibagi dengan c hanya beberapa kali.
Sebagai contoh untuk memahami konjektur ABC dalam operasi penjumlahan 81 = 64 = 145. Kemudian ambil tiga bilangan bulat positif dengan faktor berlainan dan memenuhi persamaan a + b = c.
Bilangan 3 membagi 81 sebanyak empat kali. Sementara 2 membagi 64 sebanyak 6 kali. Namun, 145 sama dengan 5 x 29. Jadi akan didapatkan bahwa bilangan prima terbesar, 5 dan 29, membagi 145 hanya sebanyak 1 kali untuk mendapatkan bilangan yang tak dapat dibagi lagi dengan bilangan itu sendiri.
Pembuktian konjektur ABC diuraikan Mochizuki dalam empat makalah ilmiah sebanyak 600 halaman. Butuh waktu empat tahun, bagi Mochizuki untuk memecahkan teka-teki teori tersebut.
Kini delapan tahun berselang sejak makalah ilmiahnya dipublikasikan di situs web milik Mochizuki dengan nama Teichmuller Theory, pada 2012. lembaga penelitian untuk ilmu matematika di Universitas Kyoto akhirnya mengakui pembuktian teori konjektur ABC yang dilakukan Professor berusia 51 tahun itu.
Terhitung terdapat dua orang ahli matematika terkenal lainnya yang mencoba untuk memecahkan teori konjektur ABC. Termasuk para matematikawan yang berusaha memahami atau menyimpulkan jawaban Mochizuki itu benar atau salah.
"Ada celas serius dan sulit untuk diperbaiki. Namun dia benar-benar membuat dunianya sendiri," ungkap Matematikawan Peter Scholze dan Jakob Stix pada 2018.
Meski begitu tetap saja belum ada Matematikawan lain yang berhasil memecahkan teori konjektur ABC hingga saat ini. Pria kelahiran Tokyo, 1969 itu sejatinya tumbuh besar di Amerika Serikat sejak usia 5 tahun.
Di usianya yang masih terbilang muda, Mochizuki telah diterima di Universitas Princton pada usia 16 tahun dan lulus tiga tahun kemudian. Mochizuki kemudian pulang ke Jepang dan menjadi asisten dosen di Universitas Kyoto pada tahun 1992.
Pada tahun 2005, Mochizuki adalah salah satu penerima pertama dari medali Akademi Jepang karena menjadi profesor 'muda' di usianya yang masih 45 tahun.