RI Terbangkan 50,5 Ton Bantuan dan 15 Paramedis ke Vanuatu Terdampak Gempa M 7,3

JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia (RI) kirim bantuan untuk penanganan dampak bencana gempa bumi yang melanda sejumlah daerah di Vanuatu. Pengiriman menggunakan dua unit pesawat udara.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Luar Negeri Sugiono diagendakan akan melepas secara langsung keberangkatan pesawat pengangkut bantuan itu di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 27 Desember, pukul 17.00 WIB.

Pantauan di Base Ops SUMA 1 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma tampak petugas otoritas mengemas setidaknya dua kontainer bantuan berisi obat-obatan, peralatan medis, antibakteri dan makanan hingga logistik pengungsian yang ditempel stiker bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia untuk Vanuatu ke dalam bagasi Pesawat Garuda Indonesia bernomor PK-GFM dan BBN Airline Indonesia PK-BBN.

Data dari BNPB mencatat belasan jenis bantuan dari Indonesia itu memiliki bobot seberat 50,5 ton dengan nilai Rp11.753.262.314 atau setara dengan 726.904 dolar Amerika Serikat.

Selain bantuan logistik Pemerintah Indonesia juga memberangkatkan 15 personel paramedis yang terdiri atas lima dokter spesialis (bedah, ortopedi, penyakit dalam, anastesi, dan emergensi medis), tiga dokter umum, lima perawat, satu orang apoteker dan satu orang ahli bidang logistik.

Pesawat akan diberangkatkan dengan rute Jakarta langsung menuju ke Jayapura untuk kemudian sampai di Kota Port Vila, Vanuatu, selanjutnya kembali ke Jakarta melalui transit dari Bandara Internasional Fiji.

Gempa bumi melanda Vanuatu yang terletak di Kepulauan Pasifik pada Selasa 17 Desember. Sebanyak 80.000 jiwa terdampak, termasuk 14.104 anak dan 769 penyandang disabilitas.

Sementara 18 orang dilaporkan meninggal dunia, 200 mengalami luka-luka, dan 947 orang mengungsi ke gereja serta rumah penduduk di Manples, Britano, Kaweriki, dan Kona. Status darurat di negara tersebut berlaku sejak 17 hingga 24 Desember 2024.

Pemerintah Indonesia berharap melalui pemberian bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat Vanuatu sekaligus mempererat hubungan bilateral di kawasan Pasifik. Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala BNPB Suharyanto dalam rapat koordinasi tingkat menteri di Jakarta, Senin 23 Desember.