Airlangga Harap PLTSa Milik PLN Segera Beroperasi
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) milik PT PLN (Persero) segera beroperasi. Mengingat belum ada satupun PLTSa yang beroperasi di Indonesia.
Airlangga mengatakan, Indonesia menggantungkan harapan keberhasilan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) kepada PLN.
“Indonesia mempertaruhkan keberhasilan renewable energy pada entitas yang bernama PLN. Nah, oleh karena itu, PLN harus reform. Karena sampai hari ini tidak ada satu PLT sampah yang jadi,” tuturnya dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, di Jakarta, Selasa, 10 Desember.
Airlangga mengatakan, pemerintah sebenarnya sudah memberikan dukungan kepada PLN untuk membangun PLTSa di Legok Nangka, Bandung Barat, Jawa Barat.
Namun, sambung Airlangga, proyek PLTSa tersebut hingga saat ini juga belum ada kelanjutannya.
“Padahal kami sudah mendorong PLTSa Legok Nangka misalnya. Itu sudah by process, by design, semuanya sudah siap. Nah ini yang menjadi tantangan,” ucapnya.
Sekadar informasi, PLTSa merupakan pembangkit listrik yang menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya. PLTSa ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Indonesia.
Terkait dengan PLTSa Legok Angka, PT PLN (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Konsorsium Sumitomo, Hitachi Zosen, dan Energia Prima Nusantara (EPN) untuk kerja sama pengembangan pembangkit tersebut.
Kerja sama ini merupakan bagian dari Perlakuan Kredit Karbon atau Joint Crediting Mechanism (JCM) untuk Proyek Energi atas Sampah Legok Nangka.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengapresiasi Sumitomo Corporation dan konsorsium yang telah sepakat bekerja sama dengan PLN untuk pengembangan PLTSa Legok Nangka.
Baca juga:
Darmawan menjelaskan, Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka merupakan sanitary landfill atau tempat pembuangan sampah dan bahan limbah dari enam kabupaten yang ada di Jawa Barat.
Rinciannya yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung Barat.
Dalam sehari, TPPAS Legok Nangka ditaksir dapat menampung hingga 2.131 ton sampah.
“Sampah yang jumlahnya besar ini akan kita kelola menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan teknologi insinerator yang ramah lingkungan, potensi energi listriknya mencapai 30 hingga 50 Megawatt (MW),” ujar Darmawan dalam keterangannya kepada media, Jumat 22 Desember.