Mantan Menteri Pertahanan Sebut Israel Melakukan Pembersihan Etnis di Gaza

JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon pada Hari Minggu menegaskan kembali pernyataan yang dibuatnya mengenai pembersihan etnis dan genosida yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

"Saya tetap pada pernyataan saya tentang Israel yang melakukan operasi pembersihan etnis di Gaza. Saya berbicara atas nama orang-orang yang bertugas di Gaza utara. Kejahatan perang sedang dilakukan di sana," katanya dalam wawancara dengan Israeli Broadcasting Corporation "Kan" pada Hari Minggu, dikutip dari WAFA 1 Desember.

Ya’alon lebih lanjut menekankan, "Apa yang saya katakan mencerminkan seruan untuk mengurangi populasi Gaza dan dorongan untuk kembalinya pemukiman ke daerah itu," mengacu pada pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich.

Ia menambahkan, "Saya terpaksa memperingatkan tentang apa yang terjadi di sana. Kejahatan perang sedang dilakukan. Tidak pernah ada negara demokratis yang diadili di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag atas tindakan seperti itu."

Sebelumnya, Ya’alon mengungkapkan dalam wawancara Hari Sabtu, Israel tengah melakukan kampanye genosida di Gaza utara. Menurut siaran Israel, ia menyatakan: "Kami tengah melakukan pembersihan etnis di Gaza utara. Tidak ada lagi Beit Lahia atau Beit Hanoun."

Dikutip dari Anadolu, Ya’alon menjabat sebagai Menteri Pertahanan Israel pada tahun 2013 hingga 2016.

Pada 21 November, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza.

Terpisah, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi pada Hari Minggu, jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 bertambah menjadi 44.429 korban jiwa, sementara korban luka-luka bertambah menjadi 105.250, mayoritas adalah perempuan.