Lebanon Kecam Serangan Berlanjut ke Pasukan UNIFIL

JAKARTA  - Lebanon mengutuk serangan terhadap misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) yang ditempatkan di wilayah selatan, termasuk serangan roket pekan lalu yang menyebabkan empat tentara Italia terluka ringan.

Misi UNIFIL multi-nasional yang beranggotakan 10.000 orang memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi dengan Israel, sebuah wilayah yang dilanda bentrokan sengit antara milisi Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan pasukan Israel.

Sejak Israel melancarkan operasi militer darat melintasi perbatasan melawan Hizbullah pada akhir September, tentara UNIFIL mengalami beberapa serangan yang datang dari kedua belah pihak.

“Lebanon mengutuk keras setiap serangan terhadap UNIFIL dan menyerukan semua pihak untuk menghormati keselamatan, keamanan pasukan dan lokasi mereka,” kata Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib dalam konferensi pers di Roma dilansir Reuters, Senin, 25 November.

Bou Habib berbicara sebelum menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G7 di Anagni, tenggara Roma, bersama dengan rekan-rekan lainnya dari Timur Tengah, yang dijadwalkan untuk membahas konflik di wilayah tersebut.

“Lebanon mengutuk serangan baru-baru ini terhadap kontingen Italia dan menyesalkan permusuhan yang tidak dapat dibenarkan tersebut,” imbuh Bou Habib.

Italia mengatakan Hizbullah kemungkinan bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan pada Jumat pekan lalu terhadap pasukannya di UNIFIL.

Menteri Luar Negeri Beirut menyerukan penerapan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang mengakhiri perang sebelumnya antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2006 dengan gencatan senjata yang menghadapi tantangan dan pelanggaran selama bertahun-tahun.

“Lebanon siap memenuhi kewajibannya yang diatur dalam resolusi tersebut di atas,” kata Bou Habib.

"Ini secara harfiah berarti dan saya kutip ‘tidak akan ada senjata tanpa persetujuan pemerintah Lebanon dan tidak ada otoritas selain pemerintah Lebanon’,” tegasnya.

Hizbullah, yang secara militer lebih kuat dibandingkan tentara reguler Lebanon, mengatakan mereka membela negara tersebut dari agresi Israel.

Mereka bersumpah untuk terus berperang dan mengatakan tidak akan meletakkan senjata atau membiarkan Israel memperoleh keuntungan politik melalui perang tersebut.