Gupshup Dorong Penerapan Solusi Conversational AI di Indonesia di Bawah Pimpinan Trisnia Anchali

JAKARTA – Gupshup, perusahaan Conversational AI Engagement global, belum lama ini menunjuk Trisnia Anchali Kardia sebagai Country Head di Indonesia. Anchali akan fokus pada perluasan bisnis di pasar Tanah Air. 

Dengan riwayat kariernya yang cukup panjang serta kemampuannya yang mumpuni, Anchali diyakini dapat membantu Gupshup dalam memperluas penerapan solusinya. Harapannya, ada lebih banyak bisnis di Indonesia yang terbantu dengan solusi Gupshup. 

Anchali mengatakan bahwa Gupshup memiliki banyak fitur menarik yang dapat mempermudah bisnis dalam memanfaatkan solusi perpesanan, salah satunya no-code chatbot. Teknologi berupa agent percakapan otomatis ini dapat dibuat tanpa memerlukan kemampuan coding

"Kalau dulu perusahaaan mau buat itu chatbot luar biasa mahal. Sekarang, bahkan dengan platform kami, dengan platform Gupshup, brand atau organisasi bisa bikin (chatbot) semudah itu," kata Anchali kepada VOI. "Enggak pakai coding, tinggal bikin flow sendiri." 

Mantan Chief Commercial Officer Line itu menjelaskan bahwa agent berbasis Kecerdasan Buatan (AI) ini bisa diatur oleh brand atau organisasi. Mereka bisa menentukan chatbot-nya ingin dibuat seperti apa, dapat menjawab pertanyaan apa saja, bagaimana responsnya, dan masih banyak lainnya. 

Platform Gupshup juga mendukung fitur click to chat ads yang bisa mengarahkan pelanggan secara langsung ke WhatsApp hanya dengan satu klik. Untuk meningkatkan user experience, ada juga kemampuan smart scheduling yang membebaskan pelanggan untuk memilih kapan mereka ingin dihubungi. 

Fitur lainnya yang membedakan Gupshup dengan platform penyedia solusi perpesanan lain adalah failed offer. Ketika sistem menyalurkan pesan ke seluruh pelanggan dan mendeteksi adanya kegagalan, sistem akan mengirimkan pesannya ke channel lain. 

Solusi Conversational AI yang Gupshup tawarkan memanfaatkan Model Bahasa Besar (LLM). Anchali mengungkapkan bahwa LLM ini merupakan turunan dari Pembelajaran Mesin (ML) dan sudah mencakup Pemrosesan Bahasa Alami (NLP) yang fokus pada bahasa. 

Dengan teknologi tersebut, algoritma pembelajaran Gupshup dapat melakukan berbagai tugas, termasuk memahami dan memproses bahasa manusia. Untuk mendukung bisnis yang tersedia di Indonesia, Anchali mengatakan bahwa LLM Gupshup sudah mendukung bahasa lokal. 

"Kita punya LLM yang bisa provide ke bahasa Indonesia. Kita punya Campaign Copilot namanya, salah satu inovasi kita untuk pesan seluler yang mengubah pesan biasa menjadi experience canggih," ungkap Anchali. "Ini memungkinkan bisnis untuk terhubung ke pelanggan dalam bahasa pilihan." 

Selama memperluas solusi Conversational AI, Gupshup telah menghadapi berbagai tantangan, khususnya di Indonesia. Menurut Anchali, meskipun potensi AI di negara ini sangat besar, masih banyak perusahaaan yang ragu untuk mengadopsinya. 

Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya implementasi yang tidak begitu mudah. Meski masih banyak yang ragu, "pihak kita (Gupshup) terus mengedukasi kenapa (Conversational AI) itu penting." 

Anchali pun sangat percaya dengan kemampuan perusahaannya. Dari segi kapabilitasnya, Gupshup mampu menangani pengiriman pesan dalam jumlah besar, mengalahkan platform penyedia solusi komunikasi berbasis AI lainnya. 

"Jadi, dari pengiriman pesan saja, jika dibandingkan dengan platform lain, mungkin kita yang paling besar. Contoh kaya Tokopedia, itu kita bisa membantu sent messages lebih dari 11.000.600 nomor dalam waktu 6 jam," paparan Anchali.