Aliran Dana Asing Keluar Capai Rp7,50 Triliun pada Minggu Ketiga November 2024
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat aliran modal asing yang keluar atau capital outflow ke keuangan domestik pada 18 November hingga 22 November 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto sebesar Rp7,50 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso menyampaikan dana asing keluar berasal dari pasar saham, Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Jual neto sebesar Rp3,30 triliun di pasar saham, Rp3,59 triliun di pasar SBN, dan Rp0,61 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," Jelasnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu, 24 November.
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp27,15 triliun di pasar saham, Rp33,17 triliun di pasar SBN dan Rp187,68 triliun di SRBI.
Pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp26,81 triliun di pasar saham, Rp67,13 triliun di pasar SBN dan Rp57,33 triliun di SRBI.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, Ramdan mengatakan premi CDS Indonesia 5 tahun per 21 November 2024 sebesar 72,65 bps, stabil dibanding dengan 15 November 2024 sebesar 72,61 bps.
Baca juga:
- BEI Ungkap Data Perdagangan Saham Catatkan Penurunan pada Pekan Ketiga November 2024
- Arus Modal Asing Kabur dari RI Rp10,23 Triliun pada Pekan Pertama November 2024
- Rata-rata Transaksi Saham Catatkan Kenaikan pada Pekan Pertama November 2024
- Erick Thohir Tunjuk Samuel Sueken jadi Komisaris Independen Rekind
Sementara, tingkat imbal hasil SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun pada Jumat pagi, 22 November 2024 turun di 6,88 persen. Sementara pada penutupan Kamis, 21 November, Yield SBN 10 tahun naik ke 6,90 persen.
Sedangkan, nilai tukar rupiah pada Jumat pagi 22 November dibuka pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS, sedangkan pada penutupan Kamis, 21 November sebesar Rp15.920 per dolar AS. Sementara, indeks dolar AS menguat ke level 106,97.
Selain itu, pada penutupan Kamis, 22 November, Yield UST (US Treasury) 10 tahun turun ke level 4,422 persen.
Ramdan menyampaikan berdasarkan perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.