PM Starmer Sebut Perubahan Doktrin Nuklir Rusia Tidak Menghalangi Dukungan Inggris ke Ukraina

JAKARTA - Perdana Menteri Keir Starmer mengatakan pada Hari Selasa, dukungan Inggris untuk Ukraina tidak akan terhalang retorika 'tidak bertanggung jawab' Rusia, setelah Presiden Vladimir Putin menyetujui penurunan ambang batas untuk serangan nuklir.

"Ada retorika yang tidak bertanggung jawab yang datang dari Rusia, dan itu tidak akan menghalangi dukungan kami untuk Ukraina," katanya kepada wartawan di KTT G20 Brasil, melansir Reuters 20 November.

Doktrin nuklir baru Presiden Putin menurunkan ambang batas di mana Rusia dapat menggunakan senjata atom untuk menanggapi serangan yang mengancam integritas teritorialnya.

Langkah tersebut dilakukan saat Ukraina menggunakan rudal ATACMS AS untuk menyerang wilayah Rusia pada Hari Selasa, memanfaatkan izin yang baru diberikan dari pemerintahan Biden yang akan berakhir pada hari ke-1.000 perang.

Menanggapi tonggak sejarah dalam konflik tersebut, PM Starmer mengatakan Presiden Putin adalah "penyebab pengasingannya sendiri" karena ia tidak menghadiri KTT para pemimpin G20 untuk tahun ketiga berturut-turut.

"Saya katakan lagi (kepada Putin): akhiri perang, keluar dari Ukraina," kata PM Starmer.

Sebelumnya, Amerika Serikat tidak terkejut dengan penurunan ambang batas serangan nuklir Rusia dan tidak berencana untuk menyesuaikan postur nuklirnya sendiri sebagai tanggapan, kata Gedung Putih pada Hari Selasa.

"Karena tidak melihat adanya perubahan pada sikap nuklir Rusia, kami tidak melihat alasan untuk menyesuaikan sikap atau doktrin nuklir kami sendiri sebagai tanggapan atas pernyataan Rusia hari ini," kata pernyataan Gedung Putih.