Tawuran Warga Kampung Kebon Singkong vs Cipinang Jagal Tidak Ada Obatnya
JAKARTA – Bentrok dua kelompok antara warga Kebon Singkong Kecamatan Duren Sawit dan warga Cipinang Jagal, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, ibarat luka lama yang tak kunjung sembuh.
Tawuran antardua kelompok masyarakat itu sudah terjadi selama puluhan tahun, bahkan layaknya dendam yang tak pernah usai.
Berbagai upaya penanganan dan pencegahan tawuran sudah dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Timur, TNI dan Pemkot Jakarta Timur yang melibatkan sejumlah pengurus RT/RW setempat serta tokoh masyarakat.
Namun aksi tawuran dua kelompok itu masih terus terjadi. Aparat keamanan belum dapat menemukan solusi lain dari masalah tersebut.
"Tawuran Senin malam terjadi buntut kematian seorang warga ketabrak kereta (pekan lalu), mungkin dia balikin ini," kata Amin, warga Bonsi, Duren Sawit, Selasa, 19 November.
Amin menjelaskan, kejadian tawuran di wilayah tersebut sudah lama terjadi sejak beberapa puluh tahun lalu. Bahkan, tawuran tersebut terus menyimpan dendam lantaran ada dari kedua belah pihak yang meregang nyawa.
"Sudah lama kejadian ini dari tahun 2015," ucapnya.
Amin mengatakan, aksi tawuran yang terjadi pada Senin malam dipicu dari adanya tembakan petasan dari kelompok warga Cipinang Jagal, Pulogadung.
Baca juga:
"Permasalahannya dipicu dari petasan. Dari dulu, jadi ricuh dah. Ini awalnya dari cipinang jagal nembakin (petasan) ke Kebon Singkong. Karena dia buat ngebalikin (kembali menyerang karena rekannya tewas)," ujarnya.
Dalam satu bulan terakhir, dua kelompok warga Kebon Singkong dengan Cipinang Jagal sudah 4 kali bentrok.
Nandang (48) warga Kampung Jati mengatakan, tawuran warga pada Senin malam terjadi cukup lama lantaran belum ada petugas yang mendatangi lokasi kejadian.
"Ini sudah empat kali, ini yang lumayan lama pertempurannya. Ini ada yang mulai, provokator, jadi kembali lagi tawuran jagal seberang bergabung dengan jagal pinggir rel. Yang mulai dari (kelompok) jagal pinggir rel," kata Nandang kepada wartawan.
Dikatakan Nandang, pada aksi tawuran pekan lalu berlangsung singkat. Namun satu warga Cipinang Jagal tewas akibat tertabrak kereta saat melakukan aksi tawuran.
"Waktu minggu kemarin kejadiannya cuma sebentar, cuma kejadiannya fatal ada warga dari jagal pinggir rel itu tertabrak kereta api. Itu sampai sekarang (tawuran terus)," katanya.
"Makanya (tawuran) ini tidak ada titik perdamaian. Biarpun sudah dipanggil RW-nya untuk berkumpul, (tapi) begini lagi. Lebih seremnya lagi pas lebaran beberapa tahun lalu, pas lebaran tawuran," tambahnya.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, pihaknya telah memberikan arahan Kamtibmas kepada warga di lokasi kejadian tawuran pada Sabtu, 16 November, malam. Namun aksi tawuran masih terus terjadi.
"Sudah optimal dilakukan langkah preemtif, preventif dan represif," katanya saat dikonfirmasi VOI.