Mendorong Inovasi dalam Pendidikan untuk Menjembatani Kesenjangan dan Meningkatkan Kualitas di Asia Tenggara
JAKARTA - International Baccalaureate (IB) sukses menggelar KTT Asia Tenggara tahunan di Jakarta pada Kamis 14 November, menjadi ajang penting bagi para pemimpin sekolah, pakar pedagogi, dan pendidik dari seluruh kawasan untuk berbagi gagasan serta praktik terbaik dalam dunia pendidikan. Mengusung tema Berinovasi, Integrasi, Inspirasi, acara ini dihadiri oleh peserta dari berbagai penjuru Asia Tenggara, mencakup sekolah IB maupun non-IB.
Salah satu pembicara utama, Jaspal Sidhu, Pendiri dan Ketua SIS serta Inspirasi Group of Schools, membahas topik menarik berjudul Menjembatani Kesenjangan Pendidikan: Membuka Kekuatan Model yang Dapat Diskalakan dan Inovatif. Ia menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dalam mencapai pendidikan berkualitas, seperti yang tercermin dalam hasil penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Jaspal memaparkan Model Setengah Biaya, strategi inovatif yang mengurangi biaya pendidikan seiring ekspansi ke wilayah lebih kecil, dari kota Tingkat A hingga Tingkat C. Didukung teknologi dan ekosistem kolaboratif, model ini memastikan setiap sekolah terintegrasi dan melampaui tolok ukur internasional.
Saat ini, Grup mengoperasikan 15 sekolah di 11 kota dan 4 negara dengan dukungan investor yang sevisi. Meski awalnya menghadapi tantangan budaya, pendekatan berbasis kolaborasi dan visi bersama berhasil menciptakan ruang bagi guru dan administrator untuk berbagi pengetahuan secara terbuka.
“SIS dan Inspirasi Group telah membuktikan bahwa pendidikan yang terjangkau, mudah diakses, dan berkelanjutan dapat diwujudkan. Berkat dukungan teknologi kolaboratif, model ini menjamin bahwa setiap sekolah beroperasi dalam ekosistem yang saling terhubung, menciptakan dampak yang signifikan dan berjangka panjang,” paparnya.
Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Lebih jauh, Jaspal Sidhu menyoroti pentingnya pemberdayaan guru melalui Model EFFECTOR, yang berfokus pada delapan atribut penting untuk menciptakan tenaga pendidik yang berdaya guna tinggi. Kesungguhan, Humor, Ketegasan, Antusiasme, Konsistensi, Ketepatan waktu, Keterbukaan pikiran, dan Ketekunan
Pendekatan ini diperkuat oleh kolaborasi dengan Deloitte (Singapura) yaitu perusahaan penyedia jasa audit dan jaminan, konsultasi, penasihat keuangan, penasihat risiko, pajak & hukum, dan jasa terkait, yang memberikan perspektif baru tentang perekrutan dan pelatihan guru, termasuk pengembangan inisiatif rekrutmen inovatif seperti kamp pelatihan untuk menjangkau guru potensial di wilayah terpencil.
Iwan Syahril, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut mendukung gagasan Jaspal tentang pelatihan guru sebagai fondasi transformasi pendidikan. Dirinya memberikan data berdasarkan laporan PISA 2022, Indonesia mencatat hasil yang menunjukkan anomali positif, di mana 28 persen siswa merasa terbantu dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi, melampaui rata-rata OECD sebesar 24 persen.
“Hal ini merupakan hasil dari fokus Kementerian Pendidikan pada penguatan peran guru sebagai ujung tombak ekosistem pembelajaran selama masa sulit tersebut,” ujarnya.
Inovasi yang diterapkan oleh SIS dan Inspirasi Group juga telah diakui secara internasional. Berbagai penghargaan, termasuk dari Bank Dunia dan Financial Times, menegaskan dampak positif model pendidikan mereka. Ke depan, Grup ini berkomitmen untuk memperluas cakupan modelnya ke pasar negara berkembang, dengan tujuan memberikan pendidikan berkualitas yang mampu mengubah kehidupan dan mengangkat bangsa.
“Pendidikan adalah pendorong perubahan paling kuat. Dengan menggabungkan praktik terbaik global, wawasan lokal, dan pendekatan inovatif, SIS dan Inspirasi Group optimistis dapat terus menjembatani kesenjangan pendidikan dan menciptakan dampak yang nyata di masa depan,” ujar Jaspal.