Inflasi AS Tetap Kuat, Rupiah Diproyeksikan Lanjut Melemah
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 15 November 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 14 November 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,49 persen di level Rp15.862 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,58 persen ke level harga Rp15.873 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan tanda-tanda inflasi AS yang kuat memicu ketidakpastian atas pemotongan suku bunga di masa mendatang, sementara investor menunggu lebih banyak langkah stimulus di Tiongkok.
"Data inflasi indeks harga konsumen AS terbaca sesuai dengan ekspektasi untuk bulan Oktober, tetapi masih menunjukkan inflasi tetap kuat," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 15 November.
Ibrahim menyampaikan pembacaan tersebut masih memacu taruhan pada pemotongan suku bunga Desember oleh Federal Reserve, prospek suku bunga jangka panjang menjadi lebih tidak pasti, terutama dalam menghadapi kebijakan yang berpotensi inflasi di bawah Trump
Selain itu pasar sekarang menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter. Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu, dan menegaskan kembali pendekatannya yang didorong data untuk pelonggaran di masa mendatang.
Sementara dari dalam negeri, ekonom menilai rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengubah kebijakan subsidi bahan bakar minyak menjadi bantuan langsung tunai (BLT) lebih tepat sasaran dan sudah baik. Ada sejumlah indikator yang membuat kebijakan itu cocok diterapkan mulai saat ini.
Dari sisi faktor harga minyak mentah dunia saat ini sedang mengalami pelemahan di bawah asumsi APBN. Di samping tekanan inflasi yang melandai, minyak mentah dunia terjadi over supply akibat menurunnya impor minyak mentah dari Tiongkok akibat melemah ekonominya.
Dalam asumsi APBN 2024, harga minyak mentah acuan Indonesia atau ICP di level 82 per barel dolar AS, sedangkan pergerakan harga minyak mentah dunia sampai hari ini hanya di kisaran 74 per barel dolar AS. Sedangkan dari sisi inflasi umum per Oktober 2024 hanya 1,71 persen secara tahunan.
Melandainya inflasi beberapa hari terakhir hingga memicu deflasi karena penurunan daya beli. Oleh karena itu perlu kriteria yang lebih longgar untuk masyarakat penerima kebijakan baru subsidi BBM itu bukan hanya masyarakat miskin, tapi rermasuk kelompok rentan dan menengah bawah.
Selain itu, pemerintah tidak hanya fokus dalam perbaikan kebijakan subsidi BBM, tapi juga subsidi LPG dan listrik karena untuk LPG saja dari sisi nilai subsidi maupun kompensasinya itu besar.
Sementara untuk BBM meski tahun depan subsidinya Rp26 triliun tapi selain subsidi ada kompensasi yang cukup besar. 2023 lalu misalnya kompensasi BBM realisasinya mencapai Rp133 triliun dan 2022 mencapai Rp307 triliun.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 15 November 2024 dalam rentang harga Rp15.850 - Rp15.950 per dolar AS.