Empat Bandara di NTT Belum Beroperasi Imbas Erupsi Gunung Lewotobi
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat terdapat empat bandar udara (bandara) yang belum dapat beroperasi imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Empat bandara yang belum beroperasi antara lain Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende, Bandara Soa, Bajawa, Bandara Frans Sales Lega, Ruteng, serta Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Maumere.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Budi Rahardjo mengatakan bahwa bandara tersebut belum dapat beroperasi karena paparan abu vulkanik membatasi ruang gerak pesawat di udara.
Sementara itu, sambung dia, beberapa bandara sudah dapat beroperasi. Di antaranya, Bandara Komodo, Labuan Bajo, Bandara Lewoleba, Bandara Waingapu, Bandara Salahudin, Bima, serta Bandara Lede Kalumbang, Tambolaka.
“Meski sejumlah bandara sudah kembali beroperasi, beberapa maskapai membatalkan layanan penerbangan dengan alasan keselamatan. Termasuk Bandara Lombok, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, serta Bandara Komodo,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 14 November.
Per hari ini, sambung Budi, terdapat pembatalan tiga penerbangan internasional di Bandara Lombok. Kemudian terdapat pembatalan 11 penerbangan domestik dan 41 penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai, Bali.
“Sedangkan di Bandara Komodo, Labuan Bajo terdapat pembatalan 12 penerbangan domestik dan 2 (dua) penerbangan internasional,” ungkapnya.
Budi mengatakan sejalan dengan terbatasnya pengoperasian bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung Lewotobi, Kemenhub beserta pemangku kepentingan terkait telah berupaya meningkatkan jumlah kapal dan frekuensi pelayaran.
“Terhitung per Kamis, 14 November, pukul 08.00 WITA, terdapat 119 kapal (termasuk kapal ferry ASDP) yang telah mengangkut 4.387 penumpang. Secara gabungan, persentase keterisian kapal penumpang PT. Pelni, PT. Berlian Lautan Sejahtera, serta PT. Dharma Lautan Utama berjumlah 50 persen,” jelasnya.
Dari persentase tersebut, sambung Budi, dapat diasumsikan bahwa evakuasi penumpang dengan menggunakan alternatif laut masih dapat tercukupi dan terlayani dengan baik.
Baca juga:
Sementara itu, angkutan penyeberangan juga masih terus beroperasi untuk melayani angkutan orang dan barang, khususnya bantuan untuk korban erupsi. Hari ini telah berangkat Kapal KMP Ranaka dari Kupang ke Larantuka yang mengangkut 13 truk bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 2 truk bantuan dari Kementerian Sosial.
“Kemenhub akan terus berkoordinasi dengan kementerian, pemerintah daerah, aparat, perusahaan pelayaran, asosiasi, serta lembaga terkait guna koordinasi kelancarannya,” pungkas Budi.