Gunung Semeru Alami 8 Kali Erupsi Diikuti Letusan hingga 700 Meter

JATIM - Gunung Semeru tercatat delapan kali erupsi disertai letusan dengan ketinggian hingga 700 meter di atas puncak Mahameru pada Minggu pagi sejak pukul 00.00 hingga 10.00 WIB.

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Minggu 10 November, disitat Antara.

Dia menjelaskan, erupsi pertama terjadi pukul 00.10 WIB, namun visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung. Kemudian tidak selang lama kembali erupsi pada pukul 00.25 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak.

Selanjutnya secara terus menerus erupsi kembali terjadi di gunung tertinggi Pulau Jawa tersebut, yakni pukul 00.37 WIB, pukul 04.36 WIB, pukul 05.22 WIB, kemudian pukul 05.28 WIB dengan tinggi letusan teramati hingga 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl.

"Terjadi erupsi kembali pada pukul 06.27 WIB dengan letusan teramati setinggi 600 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik," tuturnya.

Kemudian terjadi erupsi pada pukul 09.45 WIB, namun visual letusan tidak teramati dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.

Ia menjelaskan, Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu -pijar-," katanya.

Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.