Telepon Trump, Joe Biden Pastikan Transisi Damai
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan rakyat Amerika berhak mendapatkan transisi yang damai dan tertib setelah kemenangan Presiden terpilih Donald Trump minggu ini.
“Selama lebih dari 200 tahun, Amerika telah melakukan eksperimen pemerintahan mandiri terbesar dalam sejarah dunia,” kata Biden dari Rose Garden dilansir CNN, Kamis, 7 November.
“Itu bukan hiperbola. Itu faktanya. Di mana rakyat memilih dan memilih pemimpinnya sendiri, dan mereka melakukannya dengan damai dan kita berada di negara demokrasi. Kehendak rakyat selalu menang,” ujarnya.
“Kemarin saya berbicara dengan Presiden terpilih Trump untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya, dan saya meyakinkan dia bahwa saya akan mengarahkan seluruh pemerintahan saya untuk bekerja dengan timnya guna memastikan transisi yang damai dan tertib. Itulah yang pantas diterima oleh rakyat Amerika,” sambungnya.
Baca juga:
- Memo Menhan AS ke Militer: Transisi Pemerintahan Trump Berjalan Profesional, Tetap Menjauh dari Politik
- Teror di Chilpancingo Meksiko Usai Wali Kota Dipenggal, 11 Mayat Korban Pembunuhan Ditemukan di Van
- Serangan Udara Israel Hancurkan Bangunan Era Ottoman Dekat Kuil Baalbek
- Serangan Israel di Sidon Lebanon Tewaskan 3 Warga, 4 Anggota UNIFIL dari Malaysia Terluka
Presiden AS Joe Biden mengatakan dirinya memahami akan ada perasaan yang berbeda mengenai hasil pemilu kemarin, namun penting untuk menerima pilihan yang diambil negara tersebut.
“Saya tahu bagi sebagian orang ini adalah waktu untuk meraih kemenangan, untuk menyatakan hal yang sudah jelas. Bagi yang lain, ini adalah saat yang penuh kehilangan. Kampanye adalah kontes, persaingan visi. Negara memilih salah satu, kami menerima pilihan yang diambil negara,” kata Biden.
“Anda tidak bisa mencintai negara Anda hanya jika Anda menang,” tegas Biden.
“Anda tidak bisa mencintai sesama Anda hanya jika Anda setuju. Sesuatu yang menurut saya dapat Anda lakukan, siapa pun yang Anda pilih adalah memandang satu sama lain bukan sebagai musuh, melainkan sebagai sesama warga Amerika,” tuturnya.