Persoalan Dualisme Federasi Mulai Digodok Kemenpora
JAKARTA – Persoalan dualisme dalam tubuh beberapa federasi olahraga di Indonesia sudah mulai digodok oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora), Taufik Hidayat, berharap agar persoalan yang memiliki efek buruk ke atlet tersebut segera selesai dalam waktu dekat.
"Masih digodok sama Pak Menteri (Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo). (Federasi) harus dipanggil (karena) kasihan (dengan) atletnya," ujar Taufik di Kanton Menpora, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Pada saat ini tercatat ada empat federasi yang tengah dalam masalah dualisme. Mereka adalah cabang olahraga tenis meja, kempo, anggar, dan tarung campuran.
Dito beberapa waktu lalu sudah menegaskan akan segera membereskan persoalan ini. Salah satunya ialah tenis meja dengan cara membentuk federasi baru sebagai jalan tengah.
Baca juga:
"Nanti akan dibikin organisasi baru yang sudah disetujui kedua pihak federasi," kata Dito Ariotedjo di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta pada 18 Oktober 2024.
Dualisme dalam kepengurusan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) sudah mencuat ke permukaan sejak 2011 atau lebih dari satu dekade. Persoalan ini menimbulkan dampak negatif terhadap pembinaan atlet cabor tenis meja.
Dua kubu itu adalah Pengurus Besar PTMSI yang dipimpin oleh Ketua Umum Peter Layardi Lay dan Pengurus Pusat PTMSI yang sekarang dikendalikan Oegroseno.
Selain dampak pembinaan, permasalahan ini membuat cabang olahraga tenis meja sempat absen dalam dua edisi SEA Games, yaitu pada 2019 dan 2021. Cabor itu kemudian baru kembali tampil di SEA Games 2023.
Sementara itu, dualisme yang terjadi di dalam Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) melibatkan kepemimpinan Agus Suparmanto dan kepemimpinan Amir Yanto. Ihwal anggar ini, rencananya akan digelar Musyawarah Nasional (Munas) untuk menyelesaikannya.
Selanjutnya, persoalan dualisme di Federasi Kempo Indonesia (FKI) melibatkan kepemimpinan Yasona Laoly yang menjadi anggota Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dengan Pengurus Besar Persaudaraan Kempo Indonesia (PB Perkemi) pimpinan Agus Setiadi yang menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Adapun yang terakhir adalah tarung campuran. Cabor ini punya dua tubuh, yakni Indonesia Beladiri Campuran Amatir Mix Martial Art (IBCA MMA) yang dipimpin Marsekal Muda I Made Susila Adnyana yang menjadi anggota KONI dan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Tarung Campuran (PP Pertacami) pimpinan Tommy Paulus Hermawan yang menjadi anggota KOI.