99 Virtual Race Catatkan Donasi Capai Rp1,4 Miliar dari Perhelatan Lari

JAKARTA - Aplikasi 99 Virtual Race catatkan total donasi yang berhasil dikumpulkan dalam perhelatan lari mencapai lebih dari Rp1,4 miliar.

CEO 99 Virtual Race Stevie Go menyampaikan sejak hadir pada 2017 sudah diunduh lebih dari 181.000 kali di 25 negara dengan akumulasi Jarak lari lebih dari 10,8 juta kilometer.

"Aplikasi ini juga sudah menyelenggarakan 233 perhelatan lari dengan 172 di antaranya kolaborasi perhelatan lari. Total donasi yang berhasil dikumpulkan dalam perhelatan lari lewat aplikasi 99 Virtual Race mencapai lebih dari Rp1,4 miliar," ujarnya dalam keterangannya, Minggu, 27 Oktober.

Stevie menyampaikan aplikasi 99 Virtual Race memberikan fleksibilitas kepada para pelari untuk memilih lokasi lari sendiri dan mengirimkan data lari mereka melalui integrasi dengan platform populer seperti Garmin Connect, Strava, dan Fitbit.

Menurut Stevie dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), aplikasi ini juga memastikan keamanan dan keabsahan data lari yang dikirimkan.

"Kami memanfaatkan AI untuk meminimalkan penipuan data selama perlombaan, sehingga semua peserta mendapatkan pengalaman yang adil dan transparan," katanya.

Selain itu, Stevie menjelaskan melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengikuti berbagai tantangan lari dengan cara yang fleksibel, tanpa terbatas waktu dan tempat.

Disisi lain, 99 Virtual Race menunjukkan konsistensinya dalam berolahraga dengan memberikan beragam pilihan event olahraga yang bisa dipilih oleh masyarakat. Selain fleksibel, mengikuti perhelatan yang ada di 99 Virtual Race juga lebih efisien.

“Bayangkan jika harus mengikuti lomba lari offline, berapa banyak biaya, waktu, dan energi yang dikeluarkan, dan kita harus mengikuti jadwal yang sudah ditentukan, tidak bisa fleksibel,” tuturnya.

Adapun, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan menunjukkan, satu dari sepuluh orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sebanyak 6 persen tergolong depresi dan 7 dari 1.000 orang menderita skizofrenia.

Salah satu solusi menjaga kesehatan mental adalah dengan aktivitas fisik atau berolahraga. Penelitian terbaru University of South Australia yang diterbitkan British Journal of Sports Medicine menyebutkan olahraga 1,5 kali lebih efektif ketimbang mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi depresi.

Hasil penelitian menyebutkan aktivitas fisik sangat bermanfaat untuk memperbaiki gejala depresi, kecemasan, dan kesusahan. Olahraga selama 12 minggu paling efektif dalam mengurangi gejala kesehatan mental.

Selain itu, berdasarkan survei IPSOS yang dilakukan pada 2023 di 31 negara, termasuk Indonesia, menunjukkan 44 persen dari 23.274 responden menyebut gangguan kesehatan yang paling memerlukan perhatian adalah kesehatan mental.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 melaporkan, satu dari setiap delapan orang di dunia hidup dengan gangguan mental, dengan gangguan kecemasan dan depresi yang paling umum. Artinya, terdapat sekitar 970 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental.

WHO juga merilis prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8 persen pada 2021, dengan angka depresi mencapai 6,6 persen. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat pada 2024, terutama akibat dari dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.