DPR Sebut Hilirisasi Bisa Dongkrak Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Prabowo Gibran
JAKARTA - Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya optimistis keberlanjutan kebijakan hilirisasi dari era Presiden Joko Widodo ke Pemerintahan Prabowo-Gibran bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi menjadi delapan persen.
“Masa Depan Hilirisasi Nikel di Indonesia: Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang berkeadilan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Dirinya akan terus mengawal agar regulasi yang ada mampu menstimulasi hilirisasi nikel dengan tepat. Dengan adanya 26 mineral kritis dan 22 mineral strategis yang sudah ditetapkan.
Selai itu, kata dia, mengawal dan mengamankan kebijakan hilirisasi tersebut baik melalui jalur parlemen maupun jalur eksekutif.
"Langkah berikutnya adalah memastikan kebijakan ini berjalan baik," ujarnya.
Anggota DPR dari Fraksi Golkar ini akan memastikan kebijakan hilirisasi nikel didukung oleh regulasi yang kuat, diawasi secara transparan dan akuntabel, serta kebijakan tersebut didukung oleh anggaran memadai.
“Hilirisasi adalah isu seksi yang akan meningkatkan penerimaan negara, menjawab tantangan ekonomi berkelanjutan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen agar kita bisa keluar dari middle income trap,” pungkas Bambang.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pihaknya akan menggencarkan program hilirisasi atau pemrosesan dan pemurnian komoditas mineral selain nikel, salah satunya yakni bauksit.
Baca juga:
Bahlil mengaku ditugaskan Presiden Prabowo Subianto untuk bisa menggencarkan program hilirisasi mineral lainnya setelah sukses dengan program hilirisasi nikel di Indonesia.
Dia menyebutkan, komoditas lain yang akan digencarkan program hilirisasinya adalah bauksit.
"Nah, itu mungkin ke depannya juga. Itu salah satu tugas kita nanti. Salah satu tugas kita adalah bagaimana mengoptimalkan hilirisasi pada sektor lain selain nikel, termasuk di dalamnya bauksit," kata Bahlil di Jakarta.