Begini Pandangan Ahli Tentang Potensi Perkembangan Bioteknologi di Indonesia
JAKARTA – Tech in Asia Conference, acara teknologi yang digelar setiap dua tahun sekali, resmi digelar pada Rabu, 23 Oktober. Di salah satu sesi diskusi panel, sejumlah ahli membicarakan potensi startup bioteknologi.
Menurut Aloysius Liang, Founder and CEO Asa Ren, startup bioteknologi bisa berkembang dengan baik di Indonesia. Pandangan ini didasari oleh jumlah populasi Indonesia, yakni menduduki peringkat keempat untuk jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Aloysius juga menyinggung tentang peresmian Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) pada 2022 lalu. Program inisiatif nasional dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ini dirancang untuk mengembangkan pengobatan yang tepat.
Melalui inisiatif ini, Kemenkes mengembangkan Whole Genome Sequensing (WGS) yang mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik atau genom dari manusia maupun patogen, seperti virus dan bakteri. Oleh karena itu, Aloysius yakin dengan perkembangan bioteknologi di Indonesia.
Wesley Tay, Principal East Ventures, memiliki pandangan yang hampir sama. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang kuat selama didukung oleh kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Dengan kata lain, pemerintah merupakan pemimpin dari reformasi untuk industri kesehatan.
Baca juga:
Meski didukung oleh regulasi yang tepat, startup bioteknologi juga membutuhkan pasar yang baik. Tanpa adanya dukungan yang kuat, startup bioteknologi bisa mengalami kesulitan dalam mengembangkan inovasi dan teknologi mereka.
"Bagaimana kita melakukannya? Kita (membutuhkan) dukungan yang sangat kuat dan mudah untuk membuat hal itu (perkembangan bioteknologi) terjadi," kata Aloysius.
Tanpa adanya dukungan, bioteknologi akan sulit berkembang di masa depan. Seperti yang dijelaskan oleh Wesley, bidang ini memerlukan pendanaan yang cukup karena penemuannya bisa memakan waktu sangat lama. Maka dari itu, investasi sangat diperlukan.
"Bagaimana startup mendapatkan inspirasi dan metrik? Apa hal besar yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana Anda mengevaluasi teknologi kesehatan dan pembuatan keputusan?" ujar Wesley. Menurutnya, semua hal ini sangat penting dan startup, "harus memiliki kebutuhan yang spesifik (untuk berkembang)."