Ridwan Kamil Pamer Dekat dengan Prabowo, Pramono Anung: Siapa pun Bisa Bekerja Sama dengan Presiden 

JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung merespos pernyataan calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil yang pamer memiliki kedekatan dengan Prabowo sebagai Presiden terpilih 2024.

Menurut Pramono, siapapun yang memenangkan Pilgub Jakarta dan menjabat sebagai kepala daerah patut untuk menjalankan kebijakan yang selaras dengan pemerintah pusat, dalam hal ini pemerintahan Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka.

"Yang paling penting siapa pun yang jadi gubernurnya harus bisa bekerja sama dengan Presiden. Jadi, tidak melihat latar belakang, tidak melihat apapun, harus bisa bekerja sama karena dia harus taat tunduk pada pemerintah pusat," kata Pramono di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Senin, 7 Oktober.

Lagipula, menurut Pramono, sejumlah mantan Gubernur DKI Jakarta yang pernah menjabat tidak selalu memiliki hubungan politik yang dekat atau berada satu kubu dengan Presiden di masanya.

Contohnya, Joko Widodo menjabat Gubernur DKI pada 2012-2014 saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden, lalu Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI periode 2017-2022 saat Indonesia dipimpin Presiden Joko Widodo.

"Jadi, urusan trasfer daerah tidak ada hubungan kedekatan atau pun urusan apa dalam kepartaian itu betul-betul prafesional. Jakarta ini sudah terlalu lama juga yang memimpin itu biasanya bukan orang yang apa sama dengan presidennya," tutur Pramono.

Sebelumnya dalam pernyataan penutup debat perdana Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil memamerkan dirinya dan Suswono, calon wakil gubernurnya, punya kelebihan dibanding paslon lain, yakni dekat dengan Prabowo.

"Kalau kami terpilih, salah satu kelebihannya insyaallah hubungan kami dengan presiden terpilih akan sangat baik, Dan siapa yang diuntungkan? Yang diuntungkan adalah warga Jakarta," ucap RK di JIExpo Kemayoran.

Dari hubungan baik itu, RK yakin jika dirinya memimpin Jakarta, maka nominal dana transfer ke pemerintah daerah yang berasal dari APBN akan lebih banyak didapat.

"Karena hubungan baik, dana transfer dari pemerintah pusat akan berlipat-lipat. Sehingga program Jakarta, kartu-kartuan dan semuanya akan lebih banyak dan lebih sejahtera," imbuhnya.