Senin Pagi, Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Tinggi

YOGYAKARTA -  Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi. Hal ini terbukti dari 15 kali guguran lava ke arah barat daya. Berdasarkan laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), guguran lava ini bergerak menuju Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.500 meter.

"Teramati 15 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa dalam keterangan pada Senin 7 Oktober.

Selama periode pengamatan pada Senin, sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, cuaca di sekitar Merapi cenderung berawan dengan angin lemah bertiup ke arah timur. Suhu udara berkisar antara 18,2 celsius hingga 20 celsius dengan tingkat kelembapan yang tinggi, mencapai 96%. Gunung Merapi terlihat jelas meskipun sesekali tertutup kabut tipis, sementara asap kawah tidak teramati.

Dari sisi kegempaan, terjadi 26 gempa guguran dengan amplitudo bervariasi antara 3 hingga 18 mm dan durasi 58,6 hingga 147,2 detik. Meskipun aktivitas kegempaan cukup signifikan, belum teramati adanya letusan eksplosif.

Saat ini, Gunung Merapi berada pada status level III atau siaga. Potensi bahaya yang diantisipasi meliputi guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya, terutama di aliran Sungai Boyong dengan jarak maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh 7 kilometer. Di sektor tenggara, Sungai Woro diperkirakan berpotensi terdampak hingga 3 kilometer, dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer.

Selain itu, letusan eksplosif dapat menyebabkan lontaran material vulkanik yang berpotensi menjangkau radius hingga 3 kilometer dari puncak Merapi.

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam zona bahaya. Potensi bahaya tambahan berupa lahar dan awan panas guguran juga perlu diwaspadai, terutama saat hujan turun di sekitar wilayah gunung," tambahnya.

BPPTKG juga mengingatkan, suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas. Apabila terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas vulkanik, status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Masyarakat sekitar Gunung Merapi diimbau untuk mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.