Kepala Staf IDF Pastikan Pasukan Israel Terus Menyerang Target Hizbullah di Beirut

JAKARTA - Pejabat senior militer Israel mengatakan, pihaknya akan terus menyerang target-target Hizbullah di Beirut, Lembah Bekaa dan Lebanon selatan.

Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) Letjen Herzi Halevi mengatakan dalam sebuah pesan video pada Hari Kamis, militer "bertekad untuk menghancurkan" infrastruktur Hizbullah di dekat perbatasan Lebanon dan akan terus melakukan serangan terhadap kelompok militan tersebut.

Letjen Halevi mengatakan, mengembalikan penduduk di dekat perbatasan ke rumah mereka "berarti menghancurkan infrastruktur teroris yang telah dibangun Hizbullah di dekat perbatasan sehingga mereka dapat menyerbu komunitas kami dan membunuh warga sipil Israel jika diperintahkan.”

"Kami sangat bertekad untuk menghancurkan infrastruktur ini dan menghabisi siapa pun yang ada di sana. Kami tidak akan membiarkan Hizbullah membangun dirinya di tempat-tempat ini," Letjen Halevi, dilansir dari The Times of Israel 4 Oktober.

Israel menuduh Hizbullah menanamkan fasilitas senjata di bawah bangunan tempat tinggal di Beirut, sementara para pemimpin politik Israel semakin menentang seruan internasional untuk menahan diri dan kemarahan atas meningkatnya korban sipil di Lebanon dan Gaza.

Letjen Halevi mengatakan dalam pesan videonya, pasukan Israel "lebih siap dan terlatih dari sebelumnya, dengan pengalaman dari operasi di Gaza, dan keunggulan mereka di arena tempur sudah jelas."

Diberitakan sebelumnya, tiga serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan Beirut pada Kamis sore waktu setempat. Israel mengkonfirmasi tengah menyerang markas intelijen Hizbullah, dikutip dari CNN.

Sebelumnya, IDF mengeluarkan perintah mengosongkan 25 desa tambahan di Lebanon selatan, menandakan perluasan serangan darat di negara tersebut. Sebanyak 76 desa di Lebanon selatan kini telah menerima perintah pengosongan dari IDF sejak Selasa, 1 Oktober.

Pada Rabu, IDF mengumumkan pengiriman divisi tambahan untuk berpartisipasi dalam perang darat di Lebanon, setelah menegaskan kembali invasi tersebut terbatas, terlokalisasi, dan ditargetkan.