Presiden Yoon: Korut akan Menghadapi Tanggapan Tegas Aliansi Korsel-AS Jika Coba Gunakan Senjata Nuklir

JAKARTA - Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan pada Hari Selasa, Korea Utara akan menghadapi akhir rezimnya jika mencoba menggunakan senjata nuklir, memperingatkan tanggapan "tegas dan luar biasa" dari aliansi negaranya dengan Amerika Serikat.

Itu disampaikan Presiden Yoon dalam pidato Hari Angkatan Bersenjata ke-76, setelah Korea Utara mengintensifkan ancaman nuklirnya dengan pengungkapan publik pertama fasilitas pengayaan uraniumnya bulan lalu.

"Militer kami akan segera membalas provokasi Korea Utara berdasarkan kemampuan tempurnya yang kuat dan postur kesiapan yang solid," kata Presiden Yoon dalam upacara peringatan di Pangkalan Udara Seoul, Seongnam, melansir The Korea Times 1 Oktober.

"Jika Korea Utara mencoba menggunakan senjata nuklir, mereka akan menghadapi tanggapan yang tegas dan luar biasa dari militer kami dan aliansi Korea Selatan-AS. Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara," tambahnya.

Presiden Yoon mengecam Pyongyang karena mengancam Korea Selatan dengan senjata nuklir, rudalnya serta provokasi lainnya, sambil mengabaikan penderitaan rakyatnya sendiri.

"Setelah melakukan berbagai jenis provokasi tercela seperti mengirim balon sampah dan serangan pengacauan GPS, mereka kini melangkah lebih jauh dengan mengklaim teori 'dua negara yang bermusuhan', bahkan menyangkal kemungkinan reunifikasi," kata Presiden Yoon.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Yoon juga mendesak rezim Pemimpin Kim Jong-un untuk meninggalkan "delusi" senjata nuklir menjamin keamanannya, bersumpah untuk membangun militer yang kuat dan memperkuat postur keamanan berdasarkan aliansi yang kuat dengan AS, serta kerja sama trilateral yang melibatkan Jepang.

"Perdamaian palsu, yang didasarkan pada niat baik musuh, hanyalah fatamorgana," kata Presiden Yoon.

"Sejarah telah membuktikan satu-satunya cara untuk menjaga perdamaian adalah dengan memperkuat kekuatan kita sehingga musuh tidak berani menantang kita," tambahnya.

Sekitar 5.000 tentara dan 340 peralatan militer, termasuk rudal permukaan-ke-permukaan Hyunmoo, howitzer gerak sendiri K9, dan robot berkaki empat, dimobilisasi untuk upacara tersebut.

Yang menonjol di antaranya adalah Hyunmoo-5, rudal monster yang diketahui mampu membawa hulu ledak seberat 8-9 ton dan mampu menghancurkan bunker bawah tanah.